Jubir Agus-Sylvi: Program Rp 1 M per RW Bukan Politik Uang

Bawaslu menduga program Rp 1 miliar per RW dari pasangan calon Agus-Sylvi sebagai wujud politik uang.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Des 2016, 17:22 WIB
Diterbitkan 04 Des 2016, 17:22 WIB

Liputan6.com, Jakarta Tim sukses pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni keberatan penyebutan politik uang untuk program kandidatnya.

"Kami sangat keberatan kalau program kami ini dikatakan sebagai politik uang," ujar juru bicara Agus Yudhoyono, Rico Rustombi di Jakarta, Minggu (4/12/2016).

Badan Pengawas Pemilu DKI Jakarta menduga program Rp 1 miliar per RW yang dijanjikan Agus-Sylvi sebagai wujud politik uang karena program yang disampaikan Agus-Sylvi dalam pidato politik benerapa waktu lalu itu tidak tercantum dalam visi-misi mereka yang disampaikannya ke Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta.

Menurut Rico, seperti dikutip dari Antara, program itu adalah program pemberdayaan komunitas yang merupakan penjabaran dari visi-misi.

Rico menekankan program itu dananya berasal dari APBD DKI, bukan dari kantong pribadi Agus-Sylvi sehingga dalam prosesnya pun nanti harus ada persetujuan dari anggota DPRD DKI Jakarta bila kelak dilaksanakan.

"Program ini bukan politik uang atau program bagi-bagi uang. Ini adalah program pemberdayaan komunitas dua arah di mana masyarakat mengetahui apa yang mereka butuhkan di lingkungan RT dan RW mereka sehingga mereka dapat menyampaikan usulan program yang akan dilakukan kepada Pemda DKI Jakarta untuk meningkatkan kondisi yang lebih baik di lingkungan masing-masing," jelas Rico.

Dia mengatakan, rakyat harus mengetahui dan memahami yang akan dikerjakan Agus-Sylvi. Jika penjabaran program tidak dijelaskan maka dia mengangggapnya bakal menimbulkan kesan diskriminatif di mana hanya pasangan petahana yang bisa menjelaskan program nyata yang sudah dijalankan.

Rico mengungkapkan sejauh ini tim advokasi Agus-Sylvi sudah menjelaskan hal itu kepada pengawas Pemilu. Dia mengharapkan pengawas Pemilu memahami penjelasan mereka.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya