Warga Curhat soal Reklamasi, Ini Jawaban Djarot

Djarot diserbu pertanyaan soal reklamasi ketika berada di Kampung Muara Angke, Jakarta.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 23 Mar 2017, 20:06 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2017, 20:06 WIB
Djarot diserbu pertanyaan soal reklamasi ketika Kampung Muara Angke, Jakarta.
Djarot diserbu pertanyaan soal reklamasi ketika Kampung Muara Angke, Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Petahana DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengunjungi Kampung Nelayan Muara Angke, Jakarta Utara, Kamis (23/3/2017). Ketika di Kampung Nelayan tersebut, Djarot mendapatkan pertanyaan soal reklamasi.

Para nelayan menanyakan sikap Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta terhadap reklamasi. Ketua Umum Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN) Ono Surono mengatakan, penghasilan nelayan tradisional menurun 98 persen setelah reklamasi dilakukan.

"Sejak ada reklamasi 2013 sampai sekarang, pendapatan nelayan khususnya tradisional dari 100 persen sampai 2 persen, 98 persennya itu hilang," ujar Ono di Kampung Nelayan Jakarta, Kamis (23/3/2017).

Selama penurunan pendapatan itu terjadi, Ono menilai pemerintah ibu kota belum memberikan perhatian. Sehingga, kata dia, kesejahteraan nelayan tradisional belum membaik.

"Harapan kami pada Bapak sebagai calon wakil gubernur, beri solusi akibat dampak reklamasi yang sedang nelayan hadapi," jelas Ono.

Sebelum memberikan solusi, Djarot terlebih dahulu mempertanyakan darimana para nelayan mendapatkan perhitungan penurunan pendapatan sampai 98 persen. Namun, Ono mengaku memang belum ada penelitian dan penghitungan mendalam soal penurunan pendapatan nelayan.

Djarot mengatakan, kini persoalan reklamasi sudah dibawa ke mana-mana dan cenderung dipolitisasi sehingga keluar dari konteksnya.

"Reklamasi itu kan peraturan dari pusat. Reklamasi kan sudah dilakukan dari zaman dulu, Ancol reklamasi, bandara reklamasi, Tanjungpriok juga reklamasi," papar Djarot.

Pasangan dari Calon Gubernur (Cagub) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ini menjelaskan, reklamasi yang merupakan bagian dari pembangunan Giant Sea Wall atau Tanggul Laut Besar penting dilakukan menghadapi pemanasan global. Sebab, air permukaan laut terus menerus naik sementara daratan Jakarta berada di bawah permukaan air laut.

"Program pemerintah bikin tanggul laut besar, karena kita berpikir 20 tahun lagi," kata dia.

Meski demikian, Djarot menegaskan bukan berarti nelayan harus tergeser dari pinggir laut. Dia menjamin kehidupan nelayan menjadi lebih baik.

"Ini sudah jadi isu politik, sehingga para nelayan seakan tergusur dan terusir dari wilayahnya. Tidak, saya jamin. Saya akan jamin kehidupan nelayan lebih baik dari sekarang," ucap dia.

Menurut Djarot, nelayan juga perlu hidup sejahtera. Ia menuturkan, nantinya akan dibangun kawasan nelayan yang baru di dekat Giant Sea Wall.

"Nelayan tradisional sama kita (pemerintah) harus bersatu padu. Masa depan kita kan di laut, tapi kehidupan nelayan sengsara seperti ini ya jangan, harus lebih bagus," tegas Djarot.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya