Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menghadiri acara Halaqoh Takmir Masjid di Kemayoran, Jakarta Pusat. Djarot diundang sebagai salah satu pembicara di acara yang bertajuk "Menolak Politisasi Masjid, Melawan Radikalisme Agama."
Dalam kesempatan itu, ia menceritakan anak bungsunya Meisya Rizky Berliana menangis ketika melihat dirinya diusir pada haul Supersemar di Masjid At Tin, Jakarta Timur. Kala itu, Djarot diusir sejumlah jemaah yang tidak menyukai kehadirannya.
"Anak saya masih kelas 5 SD, nangis. Saya terangkan, saya cerita, enggak apa-apa, sabar, yang menjaga ayah, Allah SWT, itu (para jemaah yang hadir) saudara kita, teman ayah semua, maka doakan juga itu," ujar Djarot, Jumat, 31 Maret 2017.
Advertisement
Tak hanya kepada anak bungsunya, Djarot pun juga memberikan penjelasan yang sama kepada sang istri, Happy Farida, untuk menenangkannya.
"Istri saya juga saya sampaikan, kalau sudah disampaikan dengan baik, itu terima. Saya sampaikan pada anak saya bahwa Islam itu tidak seperti itu. Saya cerita bahwa yang dialami ayah itu kecil dibandingkan dengan perlakuan pada Rasulullah," cerita Djarot.
Selain itu, mantan Wali Kota Blitar ini juga menyampaikan kalau dirinya berhak memilih dan dipilih. Namun, kata Djarot, apabila memilihnya ada jalannya, yaitu PBNU.
"Kita sudah sepakat jalan yang kita tempuh adalah jalan PBNU, bukan Pengurus Besar Nahdhlatul Ulama. Tapi PBNU, P-jalan Pancasila, B-nya Bhinneka Tunggal Ika, N-nya jalan demi Negara Kesatuan, U sesuai undang-undang dasar. Ini yang harus jalan kita ambil,"Â ujar Djarot.
Bahkan, pasangan dari Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menegaskan dirinya bersedia menjadi tumbal demi mempertahankan apa yang disebut dengan PBNU tersebut.
"Saya bersedia Anda jadikan martir, korban, tumbal, demi Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan Undang-Undang Dasar. Saya akan bangga betul, kalau terjadi apa-apa sama saya, bangga betul, termasuk anak saya, keluarga saya," ucap dia.
Djarot pun menegaskan kalau dirinya sudah memasrahkan segalanya kepada Allah. "Saya sudah pasrahkan hidup saya, mati saya pada Allah SWT," Djarot memungkasi.