Liputan6.com, Jakarta - Pengamat politik asal Universitas Airlangga Surabaya Novri Susan berpendapat, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat berpeluang maju sebagai calon Wakil Gubernur Jawa Timur.
"Peluang sangat terbuka lebar untuk ikut di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jatim 2018, jika akhirnya dinyatakan Anies - Sandi yang memenangkan Pilkada Jakarta," ujar dia seperti dilansir Antara, Rabu 19 April 2017.
Baca Juga
Menurut Novri, Djarot yang merupakan kader PDI Perjuangan masih memiliki ikatan emosional dengan warga Jatim. Bahkan, pernah menjabat Wali Kota Blitar dua kali.
Advertisement
Selain itu, kata dia, keikutsertaan Djarot di Pilkada DKI 2017 tentu mendongkrak tingkat popularitasnya secara nasional. Sehingga terbuka lebar peluang partainya untuk mengusung.
"Beliau memiliki modal besar. Selama di DKI sebagai wakil gubernur, Beliau dianggap sukses mendampingi Ahok. Nah, sekarang tinggal mengemas jika betul-betul ingin ikut di Jatim, agar tidak menimbulkan resistensi di masyarakat," ucap Novri.
Akademisi bergelar doktor itu juga menyebut posisi paling tepat bagi Djarot adalah sebagai wakil, karena di Jakarta juga demikian. Sehingga jika dipaksakan calon gubenur justru terkesan tidak baik di Jatim.
"Secara psikologis di masyarakat juga negatif. Berbeda jika hanya wakil yang diyakini namanya tetap mengangkat dan tidak menimbulkan polemik di masyarakat," kata dia.
Novri juga mengatakan Djarot lebih cocok berpasangan dengan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) atau Khofifah Indar Parawansa, karena merupakan representasi nasionalis.
Sejumlah nama sebagai Cawagub Jatim mulai disebut-sebut, terutama dari kalangan birokrat seperti Kepala Dinas Perhubungan Wahid Wahyudi, Inspektur Jatim Nurwiyatno, Asisten II Sekdaprov Jatim Fattah Jasin, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Heru Tjahjono.
Kemudian, beberapa nama kepala daerah juga digadang-gadang layak sebagai orang nomor dua di Pemprov Jatim, seperti Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Bupati Ngawi Budi Sulistyono, serta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.