Perbanyak Kampanye Informal, Ida Fauziah Mengaku Lebih Dekat dengan Warga

Calon Wakil Gubernur Jawa Tengah Ida Fauziah memanfaatkan setiap momen informal di sela-sela berkampanye agar lebih dikenal publik.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 13 Mar 2018, 07:03 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2018, 07:03 WIB
ida fauziah
Ida Fauziah berjalan-jalan di arena Car Free Day Surakarta dan menyempatkan diri menyapa kaum disabilitas. (foto: Liputan6.com/dok.ida/edhie prayitno ige)

Liputan6.com, Semarang - Calon Wakil Gubernur Jateng Ida Fauziah selalu menyempatkan diri menyapa jemaah salat subuh di sela-sela kampanye. Saat bersafari ke berbagai titik, dia selalu menyempatkan salat subuh berjemaah bersama masyarakat.

Ia tak sedang berkampanye, hanya salat. Namun, dari pertemuan informal itu, Ida Fauziah bisa mengukur popularitas dan elektabilitasnya. Ketika tak ada warga yang mengenalnya, ia diam. Namun, mayoritas jemaah mengenalnya, karena ia adalah mantan ketua Fatayat NU.

"Saya ini kalau salat subuh selalu berpindah-pindah. Menyesuaikan acara saya di mana," kata Ida Fauziah.

Seperti terlihat di Masjid Laweyan, Pajang, salah satu masjid tertua di tanah Jawa, usai salat subuh, para jemaah menyapa dan selalu mengajak berdialog. Tentu saja hal itu dilakukan di luar masjid, saat ia berjalan kaki menuju mobil.

"Dongakke mawon, mugi saget amanah dan membawa manfaat bagi semua masyarakat. (Mohon doa restu semoga bisa amanah dan bermanfaat bagi masyarakat)," begitu Ida Fauziah selalu menjawab jika ada yang menyatakan dukungannya.

 

Menemui Ketua DPC PDIP, Ada Apa?

ida fauziah
Calon Wakil Gubernur Ida Fauziah menemui Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudiyatmo, saat mengunjungi CFD Solo. (foto : Liputan6.com/dok.ida/edhie prayitno ige)

Momen jalan kaki menuju mobil hingga tempat parkir itu menjadi sangat efektif karena interaksi dengan masyarakat menjadi lebih personal. Tutik, salah seorang warga sekitar masjid Laweyan sempat menanyakan tentang pelatihan keterampilan bagi perempuan, sekaligus masalah modal dan pemasaran.

"Karena biasanya yang diajak pelatihan itu 100 orang. Tapi bantuan alat yang diberikan hanya 10," kata Tutik, Minggu, 11 Maret 2018, di parkiran masjid.

Dalam rangkaian sepanjang Sabtu malam-Minggu, Ida menyempatkan diri berziarah ke makam Ki Ageng Henis. Ulama keturunan Prabu Brawijaya. Ki Ageng Henis inilah yang mendirikan Masjid Laweyan.

Sebelumnya, Sabtu, 10 Maret 2018, malam, Ida bersilaturahmi dengan pengasuh Ponpes An-Najah, Dawar, Mojosongo, Boyolali KH Abdul Hamid. Ida pun menceritakan perjalanannya menjadi cawagub Jateng. Tak ada ambisi menjadi cawagub, apalagi mengajukan diri.

"Jadi saya ke sini selain bersilaturahmi, juga mohon doa restunya," kata Ida kepada kiai Abdul Hamid.

Yang unik, ketika mengisi hari Minggu dengan berkunjung ke car free day di Jalan Slamet Riyadi, Kota Surakarta, Ida bertemu wali kota Surakarta sekaligus Ketua DPC PDIP Kota Surakarta, FX Hadi Rudiyatmo.

Setelah bersalaman dan saling menanyakan kabar, Ida dengan sopan menyampaikan bahwa ia hendak berbaur dengan masyarakat sekitar.

"Siap-siap, silahkan," kata Rudi.

Ida mampir ke stand membatik. Di tempat ini, Ida juga sempat mencoba memberikan warna pada sebuah sketsa batik. Di sela-sela membatik itu, Ida sempat menyampaikan pentingnya partisipasi semua pihak untuk benar-benar peduli pada perempuan dan anak.

Ida bercerita selama di DPR RI, ia mencoba mendorong regulasi tentang perlindungan perempuan dan anak. 

"Kita bersyukur saat ini sudah banyak aturan soal perlindungan perempuan dan anak, namun bukan berarti upaya melindungi kaum ini berhenti disuarakan," kata Ida.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya