Survei Indikator: Kasus E-KTP Tak Pengaruhi Elektabilitas Ganjar di Jawa Tengah

Pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin masih terpopuler dibandingkan Cagub-Cawagub Jawa Tengah lainnya.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 21 Mei 2018, 17:07 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2018, 17:07 WIB
Ganjar Pranowo
Calon gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berbagi kisah inspiratif dalam acara Inspirato di SCTV Tower, Jakarta, Selasa (20/3). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Survei Indikator menyatakan kasus dugaan korupsi pengadaan proyek e-KTP tak mempengaruhi elektabilitas Ganjar Pranowo sebagai calon petahana di Provinsi Jawa Tengah. Nama Ganjar acap disebut menerima aliran dana dari proyek yang merugikan negara Rp 2,3 triliun.

Kendati isu e-KTP telah merebut perhatian publik Indonesia dan sejumlah pemberitaan, hampir separuh masyarakat Jawa Tengah tidak percaya Ganjar menerima uang korupsi tersebut.

Berdasarkan hasil survei, hanya 19,8 persen masyarakat Jawa Tengah yang percaya Ganjar terlibat kasus korupsi.

"Sekitar 55,4 persen warga tahu atau pernah dengar berita tentang Ganjar Pranowo, yang diduga menerima uang dalam kasus korupsi e-KTP. Di antara yang tahu, sebesar 45,8 persen tidak percaya bahwa Ganjar menerima uang korupsi, sedangkan 34,4 persen tidak tidak menjawab," ujar Peneliti Indikator, Kuskridho Ambadi, di Kawasan Cikini Jakarta Pusat, Senin (21/5/2018).

Menurut dia, pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin masih terpopuler dibandingkan Cagub-Cawagub Jawa Tengah lainnya. Tingkat kepolpuleran Ganjar 87,8 persen, disusul dengan pasangan cawagubnya, Taj Yasin dengan 76,6 persen.

"Sedangkan cagub Sudirman Said (tingkat kepopuleran) 68,7 persen dan cawagub Ida Fauziyah 67,6 persen," kata Kuskridho.

Kuskridho Amabardi menjelaskan bahwa tingkat popularitas dapat membawa efek dalam membentuk pilihan politik pemilih. Dia menyebut dari jawaban spontan yang diberikan ketika survei dilakukan, mayoritas pemilih Jawa Tengah memberikan suaranya pada pasangan Ganjar Pranowo - Taj Yasin.

"Tiga alasan memilih yang paling banyak mendasari pilihan politik pemilih adalah, bukti hasil kerja, berpengalaman di pemerintahan, dan perhatian rakyat," jelasnya.


Metode dan Populasi Survei

Survei ini dilakukan pada 12-21 Maret 2018. Populasi survei ini adalah seluruh warga negata Indonesia di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki hak pilih dalam Pemilu.

Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 820 orang dengan metode multistage ramdom sampling dan memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sebesar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya