Demokrat Tetap Dukung Prabowo-Sandiaga Uno

Usai menggelar rapat majelis tinggi, Partai Demokrat akhirnya memutuskan tetap mendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Pilpres 2019.

oleh Nila Chrisna YulikaMuhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 10 Agu 2018, 10:35 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2018, 10:35 WIB
SBY Resmi Usung Prabowo sebagai Calon Presiden 2019
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY (kanan) usai bertemu di Jakarta, Senin (30/7). Demokrat mengusung Prabowo sebagai capres 2019. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Usai menggelar rapat majelis tinggi, Partai Demokrat akhirnya memutuskan tetap mendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno di Pilpres 2019.

Hal ini diumunkan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo di akun twitternya. Dalam cuitannya, Roy Suryo mengatakan usai salat Jumat partainya bersama Prabowo-Sandiaga akan mendaftar capres dan cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) bersama PAN dan PKS.

 

 

Demokrat dan Gerindra sepakat untuk berkoalisi pada Senin 30 Juli 2018. Kata sepakat pun dihasilkan dari pertemuan dua petingginya, Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto.

"Kita sepakat melaksanakan kerja sama politik yang tentunya terwujud dalam koalisi," kata Prabowo dalam keterangan pers bersama SBY di rumahnya di di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Kala itu, Prabowo menegaskan, SBY tak menuntut nama tertentu untuk dijadikan cawapresnya.

Namun, kemesraan itu tak berlangsung selamanya. Bibit-bibit perselisihan mencuat pada Rabu 7 Agustus 2018 malam, lewat cuitan Wasekjen Demokrat Andi Arief, yang memberikan sejumlah atribut pada Prabowo Subianto, dari 'jenderal kardus' hingga 'chicken'.

Tak terima pimpinannya disebut 'jenderal kardus', Gerindra membalas. Dan, muncullah istilah 'anak boncel'.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono berpendapat peluang AHY mendampingi Prabowo kecil karena belum memiliki pengalaman di pemerintahan.

Meski perang kata-kata terjadi sejak Rabu malam, namun kedua elite partai terus menjalin komunikasi. Bahkan, jelang deklarasi Prabowo sempat menyambangi kediaman SBY di Mega Kuningan.

Dialog terjalin, namun tanpa kesepakatan. Prabowo kukuh mengajukan Sandiaga Uno, sementara SBY menyodorkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Pasangan Prabowo-Sandiaga hanya didukung tiga partai, PAN, PKS, dan Gerindra, tanpa Demokrat.

Demokrat kemudian menggelar rapat pada Jumat pagi, 10 Agustus 2018. "Partai Demokrat besok pagi akan menyatakan sikap terhadap kelanjutan dalam koalisi ini karena menurut aturan tidak boleh netral," kata Andi Arief dalam akun Twitternya, Kamis malam, 9 Agustus 2018.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya