Hoaks Ratna Sarumpaet, Fahri Hamzah: Kalau Dipolitisasi Jadi Panggung Prabowo

Fahri Hamzah menilai, Prabowo hanya marah saat pendukungnya babak belur seperti dianiaya.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Okt 2018, 12:32 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2018, 12:32 WIB
Fahri Hamzah
Tim Pengawas Tenaga Kerja Indonesia (Timwas TKI) dan pemerintah sepakat dalam perlindungan TKI tidak bisa mengabaikan validasi dan akurasi data kependudukan

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai kebohongan aktivis Ratna Sarumpaet bisa menguntungkan calon presiden (capres) Prabowo Subianto di Pilpres 2019. Sebab, Prabowo yang sempat percaya membela mengakui kesalahan dan meminta maaf karena telah menyebarkan kebohongan Ratna Sarumpaet.

"Saya kira, orang-orang akan melihat bahwa Pak Prabowo profesional. Itu menurut saya positif. Jadi orang jangan salah. Makanya kalau dipolitisasi, ini panggung bagi Pak Prabowo juga," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/10/2018).

Fahri menilai, Prabowo hanya marah saat pendukungnya babak belur seperti dianiaya. Sehingga, wajar jika Mantan Danjen Kopassus itu terbawa emosi dan mengumumkan ke publik terkait dugaan penganiayaan itu.

"Kemudian Pak Prabowo yang kelihatan kebesaran jiwanya menanggapi ini secara baik. Dan dia tentu marah karena tadi itu juga ada peristiwa-peristiwa yang terjadi kepada pendukung dia juga gitu. Akhirnya dia marah tentang itu," ungkapnya.

"Begitu Bu Ratna mengaku berbohong, Pak Prabowo datang lagi dan mengatakan ini tanggung jawab saya," imbuh Fahri.

Kebohongan Penganiayaan Ratna Sarumpaet

Ratna Sarumpaet
Aktivis Ratna Sarumpaet menyampaikan keterangan kasus penganiayaan yang dialaminya, Jakarta, Rabu (3/10). Ratna mengakui tidak ada penganiayaan yang diterimanya seperti kabar yang berkembang beberapa waktu terakhir. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Aktivis Ratna Sarumpaet sebelumnya mengakui dirinya membuat kebohongan soal penganiayaan oleh orang tak dikenal di Bandung. Dia meminta maaf kepada Calon Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto yang telah menemui dan membelanya. Setelah menyadari kebohongan soal penganiayaan itu salah, Ratna menyesal.

Ratna mengungkapkan, wajah lebamnya itu bukan karena dianiaya, tetapi akibat operasi sedot lemak yang dilakukan di bagian pipi kiri. Operasi itu dilakukan di RS Bina Estetika Jakarta pada 21 September lalu.

"Saya memohon maaf kepada Pak Prabowo Subianto yang kemarin tulus membela kebohongan yang saya buat," kata Ratna.

 

Reporter: Sania Mashabi

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya