Jokowi - Ma'ruf Kurang 50 Persen di Survei Kompas, PDIP: Ini Tantangan Kader

Anderas menilai hasil survei Litbang Kompas menjadi pelecut bagi kader PDIP untuk bekerja lebih keras memenangkan Pileg dan Pilpres 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Mar 2019, 11:01 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2019, 11:01 WIB
Keakraban Jokowi dan Prabowo Usai Debat Kedua Pilpres
Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (kanan) bersalaman usai debat kedua Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Andreas Hugo Pareira menanggapi santai hasil survei Litbang Kompas yang menyatakan elektabilitas capres-cawapres Joko Widodo dan Ma'ruf Amin menurun.

Menurut dia, setiap hasil survei harus dianggap sebagai tantangan untuk bekerja lebih baik lagi demi memenangan Jokowi-Ma'ruf dan PDIP. 

"Tetapi apapun hasilnya, ini perlu dilihat sebagai peluang sekaligus tantangan bagi kandidat capres dan parpol peserta pemilu menuju 17 April 2019," kata Andreas dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/3/2019).

Anderas menilai hasil survei Litbang Kompas menjadi pelecut bagi kader PDIP untuk bekerja lebih keras memenangkan Pileg dan Pilpres 2019. Sebab, lanjutnya, PDIP juga memiliki peranan memenangkan Jokowi-Ma'ruf.

"Hasil survei Kompas ini menggembirakan sekaligus tantangan untuk mempertahankan sekaligus meningkatkan performa kerja kader baik untuk pilpres maupun pileg," ucap dia. 

Andreas tak menampik adanya efek ekor jas (Coattail effect) dalam mengerek elektabilitas partai di momen Pilpres dan pileg.

"Coattail effect berperan penting meningkatkan elektabilitas partai, karena ini pun merupakan konsekuensi logis dari hubungan emosional antara partai dan kadernya," ucap dia. 

Seperti dikutip dari Litbang Kompas Rabu, 20 Maret 2019, survei terbaru elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini lebih tipis dibandingkan survei Litbang Kompas Oktober 2018.

Elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini hanya selisih 11,8 persen. Jokowi - Maruf mendapat perolehan suara 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Ma'ruf 37,4 persen. Sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya.

Metode pengumpulan pendapat menggunakan wawancara tatap muka sejak tanggal 22 Februari - 5 Maret. Survei ini diikuti 2.000 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Tingkat kepercayaannya 95 persen dengan margin of error penelitian plus/minus 2,2 persen.

Selisih 11,8 Persen

Sebelumnya pada Oktober 2018 lalu, Litbang Kompas juga telah merilis elektabilitas dua pasangan capres. Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebanyak 52,6 persen sedangkan Prabowo-Sandiaga Uno 32,7 persen.

Sebanyak 14,7 persen masih merahasiakan pilihannya. Saat itu, selisih suara keduanya masih 19,9 persen.

Disebutkan pula, penyebab menurunnya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf karena sejumlah hal. Seperti perubahan pandangan atas kinerja pemerintah, berubahnya arah dukungan kalangan menengah atas, membesarnya pemilih ragu pada kelompok bawah dan persoalan militansi pendukung yang berpengaruh pada penguasaan wilayah.

 

Reporter: Sania Mashabi

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya