Makna di Balik Slogan Kampanye Jokowi 'Putih Adalah Kita'

Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, menjelaskan soal simbolisasi putih yang dikampanyekan paslon 01 selama kampanye terbuka ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Mar 2019, 11:31 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2019, 11:31 WIB
Ekspresi Jokowi - Ma'ruf Amin Saat Mengikuti Debat Perdana
Capres dan Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin saat Debat Capres Pilpres 2019 pertama di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1). Debat perdana ini mengangkat tema hukum, hak asasi manusia, terorisme, dan korupsi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, menjelaskan soal simbolisasi putih yang dikampanyekan paslon 01 selama kampanye terbuka ini. Dia menyebut simbol itu untuk menegaskan komitmen mengedepankan politik kebenaran.

Warna putih itu juga menggambarkan seragam di surat suara Pilpres 2019 yang kontras dengan pasangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang memakai jas hitam.

"Putih adalah cermin kebersihan nurani yang menyebabkan alam pikir berkreasi dan berdaya cipta dengan segala sesuatu hal yang baik. Sebaliknya, hitam adalah simbol politik hoaks, politik fitnah, yang selama ini selalu menyerang Jokowi-KH Ma'ruf Amin," ujar Hasto di Jakarta, Selasa (26/3/2019).

Sekretaris Jenderal PDIP itu melanjutkan, warna putih merupakan antitesa politik hoaks dan fitnah yang disebut kampanye hitam. Oleh sebab itu, capres petahana Joko Widodo atau Jokowi selalu menyampaikan pesan "Putih Adalah Kita" dalam kampanye terbuka ini.

"Putih Adalah Kita kini semakin bergaung nyaring sebagai kekuatan moral melawan politik hitam. Kami akan berjuang dengan sepenuh hati melalui kekuatan moral politik putih ini," kata Hasto.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Serukan Kemeja Putih

Maka itu pula, Hasto menyerukan Regu Penggerak Pemilih, saksi, sampai simpatisan dan pendukung untuk bergerak dengan seragam putih khas Jokowi dan ulama KH Ma'ruf Amin.

"Putih tidak bisa dipakai oleh orang yang berkelakuan hitam. Apa itu kelakuan hitam? Fitnah, bicara tanpa budi pekerti, hoax, dan berbagai bentuk racun peradaban yang anti kemanusiaan," kata dia.

TKN, kata Hasto, makin yakin dengan jalur yang ditempuh. Dia menyebut tidak heran survei mengunggulkan Jokowi-Ma'ruf kendati selalu diserang fitnah.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya