Politikus Senior PAN Sarankan Gibran Belajar Dulu Sebelum Maju Pilkada Solo

Abdilah Toha mengatakan, dirinya pernah memberi saran kepada Gibran agar menunggu masa jabatan Jokowi selesai sebagai presiden.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jan 2020, 20:46 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2020, 20:46 WIB
Gibran Cari Simpati
Gibran Rakabuming Raka memakai sarung saat menjadi pembicara Talkshow Ngaji Eknomi Kreatif di Pondok Pesantren Al Muayad Solo.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Jakarta - Politikus Senior Partai Amanat Nasional (PAN) Abdilah Toha menyayangkan langkah putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka yang ingin maju di Pilkada 2020.

Menurutnya, masyarakat akan menilai ini sebuah dinasti politik.

"Ya mungkin orang luar lihatnya begitu ya, tapi memang ini menjadi pertanyaan buat banyak pihak. Buat saya pendapat pribadi khususnya buat anak Jokowi ya masih sangat muda dan masih belum punya pengalaman yang cukup lah," katanya saat ditemui di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (18/1/2020).

Abdilah Toha mengatakan, dirinya pernah memberi saran kepada Gibran agar menunggu masa jabatan Jokowi selesai sebagai presiden. Agar tak disebut aji mumpung.

"Pertama orang akan berspekulasi jangan-jangan ini orangtuanya nanti ikut campur walaupun belum tentu benar, jadi bisa merugikan bapaknya dan merugikan dia sendiri kan. Yang kedua bahwa seorang Gibran saya kira itu jauh lebih baik maju sebagai anggota DPRD atau baru mencalonkan, kan belum ada pengalaman apa-apa. Belajar dulu lah," bebernya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Beda dengan Putri Ma'ruf Amin

Sementara, berbeda dengan putri Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Siti Nur Azizah yang maju di Pilkada Tangerang Selatan. Sebab, kata Abdilah, ia berpendapat kalau Azizah dinilai lebih berpengalaman.

"Kalau anak Pak Ma'ruf ini sudah kelihatan lebih senior, saya tidak tahu motivasinya apa tapi di dalam demokrasi bebas aja ya, saya tidak tahu ini dinasti, karena gini kalau Ketua Umum Partai mengangkat anaknya diganti anaknya ini dinasti, tapi kalau ini dipilih oleh rakyat. Jadi tidak bisa disebut pembangunan sebuah dinasti. Kira-kira begitu ya," pungkasnya.

Reporter: Ronald

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya