Calon Bupati Sragen Tidak Akan Mundur Jika Pilkada Digelar Desember 2020

Sebagai Bupati yang maju lagi sebagai cabup pada Pilkada 2020 Sragen, dia justru mempertanyakan di mana keuntungannya dari wabah tersebut.

oleh Maria FloraLiputan6.com diperbarui 28 Apr 2020, 15:10 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2020, 15:10 WIB
ilustrasi Pilkada serentak
ilustrasi Pilkada serentak

Liputan6.com, Jakarta Calon Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati memastikan dirinya tidak akan mundur sebagai calon bupati atau cabup jika Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Sragen 2020 digelar Desember.

"Saya mengikuti saja aturan pemerintah. Sekali sudah diniati [maka] harus dijalankan," ujar Yuni yang maju sebagai cabup di Pilkada 2020 Sragen lewat PDIP, Minggu, 26 April 2020. 

Yuni yang kini masih menjabat Bupati Sragen juga menanggapi tudingan bahwa petahana diuntungkan dengan situasi pandemi Covid-19 yang saat ini melanda dunia.

Dia mengaku tidak merasa diuntungkan dalam situasi seperti sekarang.

"Tidak ada seorang pemimpin pun yang menginginkan keadaan seperti ini [wabah virus corona] dalam masa pemerintahannya," jelasnya.

Sebagai Bupati yang maju lagi sebagai cabup pada Pilkada 2020 Sragen, dia justru mempertanyakan di mana keuntungannya dari wabah tersebut.

"Pembangunan enggak jalan. Anggaran semua di-refocusing [untuk penanganan Covid-19]. Visi dan misi pun tidak tercapai. Banyak yang harus dikorbankan. Apa yang diuntungkan dengan situasi seperti ini?" kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Biaya Pemenangan Membengkak

Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Sragen Dedy Endriyatno menilai proses politik di lapangan mengalami slow down. Dia mengatakan mundurnya tahapan pilkada bagi calon berarti biaya pemenangan juga membengkak.

Apalagi, wabup yang tidak akan berpasangan lagi dengan Yuni sebagai cabup dan cawabup pada Pilkada Sragen 2020 itu menambahkan para pemilih terutama kalangan menengah ke bawah jumlahnya sangat banyak. 

"Datang tanpa bantuan itu sama dengan bunuh diri dalam politik. pPetahana akan bebas bergerak di tengah pandemi Covid-19 yang pasti membawa bantuan dari APBD yang disalurkan," ungkap Dedy.

Meskipun tak bicara pilkada dan kampanye, hal itu menurutnya tetap menguntungkan secara politis dengan signifikan.

"Sementara penantang dalam situasi seperti ini kalau tetap menggalang dukungan dan kampanye malah jadi boomerang dan justru tidak akan mendapat simpati," jelasnya.

 

Simak berita Solopos.com lainnya di sini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya