Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto kini diidentikkan dengan gimmick gemoy.
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman menilai, gimmick gemoy Prabowo itu tak akan bisa digunakan apabila subjek yang melekat tidak disukai.
Baca Juga
"Jadi yang namanya gimmick, yang namanya citra itu kan lengkap. Orang enggak akan suka dengan gimmick gemoy, gimmick lucu, ya kalau orangnya tidak disukai, kalau gagasannya tidak disukai," kata Habiburokhman.
Advertisement
"Coba kalau, misalnya, ada tokoh yang atletis, tampan, dan lain sebagainya tetapi gagasannya tidak disukai, tidak akan ada gimmick ini, gitu loh," tambahnya.
Kemudian TKN Prabowo-Gibran, Deddy Mizwar menegaskan pihaknya berkomitmen untuk melaksanakan Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 dengan damai dan riang gembira.
Hal itu juga menurut Deddy, masyarakat saat ini juga sangat merindukan Pemilu yang damai dan riang tanpa saling menjelekkan. Hal ini terbukti dengan viralnya sebutan gemoy dari masyarakat terhadap Pak Prabowo.
"Istilah ‘Gemoy’ ini semacam pertanda bahwa masyarakat menyukai kampanye yang lucu dan riang, tapi juga penuh gagasan. Namanya sebuah pesta demokrasi harus menggembirakan. Tidak perlu menjelekkan, apalagi menggunakan hoax dan berita bohong," kata Deddy kepada wartawan, Senin 27 November 2023.
Berikut sederet respons TKN Prabowo-Gibran terkait capres nomor urut 2 Prabowo Subianto itu yang kini diidentikkan dengan gimmick gemoy dihimpun Liputan6.com:
Â
1. Gemoy Muncul dari Gen Z Melihat Originalitas Pribadi Prabowo
Jubir Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran Cheryl Anelia Tanzil menegaskan kemunculan istilah gemoy yang disematkan pada Calon Presiden Prabowo Subianto muncul dari para pendukungnya.
Ia membantah asumsi sebagian kalangan yang menganggap ini sebagai sebuah kampanye yang diciptakan.
Menurut Cheryl, istilah ‘gemoy’ dan ‘santuy’ muncul dari generasi Z yang mulai bosan dengan sosok pemimpin serba pura-pura. Politikus muda Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini mengatakan, generasi muda melihat sosok Prabowo Subianto sebagai sosok yang tampil apa adanya dan tidak sedang berpura-pura.
"Bagi generasi muda, Pak Prabowo muncul di ruang publik sebagai dirinya sendiri. Tampil beda dan apa adanya, yang mungkin tidak semua orang mengetahui sisi menggemaskannya itu," tutur Cheryl, Sabtu 18 November 2023.
"Menjadi viral karena pemilih hari ini sekarang bosan dengan pemilu yang dibawa ke arah saling serang saling tuding. Istilah gemoy dan santuy jadi oase bagi pemilih sekarang bahwa berpolitik ternyata bisa dibuat asik dan gembira," sambungnya.
Cheryl menambahkan, tidak semua orang bisa melihat Prabowo yang berlatar belakang militer bisa berjoget dengan santai dan seolah tanpa beban. Namun, belakangan ini, jogetan Menteri Pertahanan itu kerap muncul di hadapan publik.
"Pak Prabowo ini sejak dulu suka humor dan suka berjoget, dan memang menjadi bagian dari persona beliau. Namun karena memang bukan sosok yang eksis di media sosial, bukan konten kreator, baru sekarang sisi ini dilihat oleh publik secara luas. Dan ini disambut baik oleh para pemilih," ujar Cheryl.
Namun meski ‘Gemoy dan Santuy’ disambut baik, Wakil Komandan Tim Bravo TKN Prabowo-Gibran ini menegaskan bahwa adu visi, misi, dan program tetap menjadi fokus utama dari TKN Prabowo-Gibran.
"Kampanye Visi, Visi, dan Program tetap menjadi yang utama. Rakyat berhak mendapatkan pemimpin yang berkualitas dan memiliki arah visi yang jelas. Seperti program Pak Prabowo menggagas makan siang gratis di sekolah, Dana abadi pesantren, hingga gerakan minum susu untuk anak-anak di Indonesia. Itu misi menuju Indonesia Emas 2045. Ini yang utama." tegas Cheryl.
"Keberadaan Pak Prabowo yang Gemoy dengan kampanye yang santuy adalah bonus. Agar kita menyambut Pemilu ini dengan riang gembira, dan menjadi pesta rakyat yang sebenarnya," jelas dia.
Â
Advertisement
2. PAN Akan Populerkan Joget Gemoy
Partai Amanat Nasional (PAN) akan meramaikan suasana Pemilu 2024 dengan mengajak semua orang merasa bahagia dan merayakannya.
Ketua DPP PAN Zita Anjani mengatakan, pihaknya akan mengembalikan makna Pemilu 2024 yang sebenarnya sebagai pesta demokrasi dengan joget gemoy yang dipopulerkan calon presiden Prabowo Subianto.
"Kami ingin mengembalikan konsep pesta demokrasi dengan mempopulerkan joget gemoy," kata dia dalam keterangannya, Minggu 19 November 2023.
Zita pun mengungkapkan joget gemoy ini memang terinspirasi dari gerakan sederhana yang dilakukan oleh Prabowo, kemudian juga sebutan para warganet akan sosok capres nomor urut dua itu yang menyebut dengan sebutan gemoy.
Di sisi lain pun, dia juga mengungkapkan, peningkatan elektabilitas PAN disebabkan penampilan yang lebih santai dan dinamis, khususnya menarik bagi pemilih muda.
Sehingga, dengan joget gemoy ini, diharapkan anak muda mau terlibat dan tak ada lagi perkelahian satu sama lain di Pemilu 2024.
"Jangan bikin kita berantem satu sama lain. Pesta Demokrasi itu senang-senang, dengan tujuan memilih pemimpin Indonesia selanjutnya," pungkas Zita.
Sementara itu, siapa yang menyangka bahwa kegembiraan joget gemoy telah menular ke berbagai kalangan? Sejak diunggah oleh akun PAN, kini semakin banyak akun partai dan dukungan pasangan Prabowo - Gibran yang mengadopsinya.
"Kami berusaha menghidupkan kembali semangat 'Pesta Demokrasi,' yang dahulu dijuluki sebagai Pemilu. Salah satu caranya adalah dengan mempopulerkan Joget Gemoy," ujar Ketua DPP PAN Zita Anjani, Jumat 24 November 2023.
Mengasyikkan, kali ini akun Instagram amanat nasional membagikan video Joget Gemoy yang diperankan oleh Zulkifli Hasan, didampingi oleh Erick Thohir dan Ridwan Kamil. Meskipun terlihat agak kaku, namun tokoh-tokoh nasional tersebut terlihat menikmati saat melakukannya.
Joget Gemoy sendiri terinspirasi oleh gerakan joget sederhana yang sering dilakukan oleh Pak Prabowo dalam berbagai kesempatan. Gemoy sendiri dipilih sebagai istilah pengganti dari kata "Gemas" yang digunakan oleh netizen untuk menggambarkan sosok Prabowo.
Ketika ditanya mengenai tren Joget Gemoy, Zulkifli Hasan memberikan komentarnya.
"Saya sangat menghargai ekspresi dan kreativitas anak muda seperti ini. Tidak terduga bahwa gerakan spontan Pak Prabowo bisa menjadi tren di kalangan anak muda, bahkan hingga menjadi viral," kata Zulhas.
"Menurut saya, ini adalah pemilu yang penuh kebahagiaan, damai, tanpa politik identitas, dan tanpa permusuhan. Semoga semangat seperti ini terus berlanjut hingga tanggal 14 Februari nanti," pungkasnya.
Â
3. Sebut Itu Bentuk Kampanye Riang Gembira
Usai Deklarasi Kampanye Damai yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Deddy Mizwar, menegaskan komitmen untuk melaksanakan Pemilu dengan damai dan riang gembira.
Tidak hanya komitmen, Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka juga siap menjadi poros bagi Pemilu damai.
"Prabowo-Gibran ‘all in’ Pemilu riang gembira. Ini prinsip yang ditanamkan Pak Prabowo kepada kita semua. Kita siap membantu KPU mewujudkan Pemilu Damai, agar benar-benar menjadi pesta rakyat." kata Deddy kepada wartawan, Senin 27 November 2023.
Politisi Partai Gelora itu menekankan, suasana damai dan kondusif saat Pemilu sangat diperlukan agar setelah Pemilu bangsa Indonesia kembali bersatu.
"Kita butuh persatuan untuk keberlanjutan pembangunan. Jangan sampai ada perpecahan. Ayo sama-sama kita jaga. Kita sudah on the track menuju Indonesia Emas 2045," ujarnya.
Menurut Deddy, masyarakat hari ini juga sangat merindukan Pemilu yang damai dan riang tanpa saling menjelekkan. Hal ini terbukti dengan viralnya sebutan ‘Gemoy’ dari masyarakat terhadap Pak Prabowo.
"Istilah ‘Gemoy’ ini semacam pertanda bahwa masyarakat menyukai kampanye yang lucu dan riang, tapi juga penuh gagasan. Namanya sebuah pesta demokrasi harus menggembirakan. Tidak perlu menjelekkan, apalagi menggunakan hoax dan berita bohong," ucap Deddy.
Menurutnya, satu hal lagi yang harus diperhatikan adalah data statistik yang menunjukkan bahwa Pemilu 2024 nanti akan ada kenaikan jumlah pemilih usia produktif di atas 50 persen. Artinya pemilih pemula atau pemilih muda akan mendominasi Pemilu 2024.
"Tentu ini akan membawa tradisi baru. Karena anak muda ini out of the box, anak muda ingin pembaharuan dan anak muda juga ingin suasana politik riang gembira," terang Deddy.
Ia juga mengajak semua calon untuk mengemas pesan kampanye yang ingin disampaikan dengan kedamaian dan kegembiraan.
"Semua pihak dan pasangan calon tentu memiliki pesan-pesan politik yang ingin disampaikan, seperti hal-nya kami ingin menyampaikan pesan keberlanjutan dan penyempurnaan dari pemerintahan Presiden Joko Widodo. Mari kita sampaikan pesan tersebut dengan damai dan riang gembira," tutup Deddy.
Â
Advertisement
4. Gimmick Gemoy Prabowo Tak Akan Berhasil Jika Memang Tak Disukai
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman menilai gimmick gemoy Prabowo itu tak akan bisa digunakan apabila subjek yang melekat tidak disukai.
"Jadi yang namanya gimmick, yang namanya citra itu kan lengkap. Orang enggak akan suka dengan gimmick gemoy, gimmick lucu, ya kalau orangnya tidak disukai, kalau gagasannya tidak disukai," kata Habiburokhman.
"Coba kalau, misalnya, ada tokoh yang atletis, tampan, dan lain sebagainya tetapi gagasannya tidak disukai, tidak akan ada gimmick ini, gitu loh," tambahnya.
Habiburokhman mengatakan kalau gimmick tersebut hadir dan timbul secara natural, alami. Karena pandangan orang-orang yang saat ini melihat Prabowo dan membuatnya viral seperti sekarang.
"Karena banyak orang yang mencintai Pak Prabowo, misalnya dikatakan dengan gimik-gimik gemoy dan lain-lain, ya memang begitulah," kata Habiburokhman.
Meski begitu, Prabowo-Gibran tetap mengedepankan gagasan dan program yang mereka bawa. Terkait penampilan Prabowo Subianto yang gemas dan disebut gemoy, itu dipandang sebagai anugerah yang tak dibuat-buat.
"Ya sudah bagi kami Pak Prabowo disukai karena gagasan, lebih disukai dengan memang penampilannya menggemaskan, yaitu anugerah. Jadi siapa sangka kita dapat anugerah seperti itu. Kan orang gemuk banyak, politisi-politisi gemuk juga banyak, tapi yang disebut gemoy menggemaskan ya Pak Prabowo," tutur Habiburokhman.
"Yang seperti ini yakinlah tidak akan bisa dibuat-buat, enggak akan bisa desain-desain lah, didesain, dan lain sebagainya. Ini memang sudah momentumnya Pak Prabowo sampai yang seperti ini pun muncul-muncul menguatkan Pak Prabowo," sambungnya.
Â
5. TKN Prabowo-Gibran Sebut Gimmick Gemoy Prabowo adalah Anugerah Bukan Didesain
Ketua Koordinator Strategis Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Sufmi Dasco Ahmad, menyebut gimmick gemoy Prabowo Subianto berkembang seiring dengan dinamika dan alami dari di kalangan pendukung.
"Bahwa kemudian ada gimik-gimik yang beredar di luaran dari para pendukung, itu adalah dinamika yang berkembang yang tidak bisa kita larang," ujar Dasco kepada awak media, di Jakarta Selatan, Kamis 30 November 2023.
Dasco pun menilai seharusnya tidak ada masalah terkait gimik gemoy Prabowo Subianto. Sebab kontestasi politik memang sewajarnya untuk menarik simpati masyarakat, dan gimmick tersebut diserap dari dinamika yang berkembang.
"Jadi kalau kemudian di paslon lain gimik-gimiknya kurang, ya itu di luar kuasa kami. Karena di paslon nomor 2 ini memang kita lihat di medsos yang dukung gimik-gimiknya banyak dan heboh begitu," kata Dasco.
Sementara itu, Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman menilai gimmick gemoy Prabowo itu tak akan bisa digunakan apabila subjek yang melekat tidak disukai.
"Jadi yang namanya gimmick, yang namanya citra itu kan lengkap. Orang enggak akan suka dengan gimmick gemoy, gimmick lucu, ya kalau orangnya tidak disukai, kalau gagasannya tidak disukai," kata Habiburokhman.
"Coba kalau, misalnya, ada tokoh yang atletis, tampan, dan lain sebagainya tetapi gagasannya tidak disukai, tidak akan ada gimmick ini, gitu loh," tambahnya.
Advertisement