Cak Imin: Menghormati Masyarakat Adat Bukan Memakai Pakaian Adat Setahun Sekali

Menurut Cak Imin, pemerintah harus melibatkan adat. Dia pun menyindir, menghormati masyarakat adat, bukan hanya dengan memakai pakaian adat setiap perayaan HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus.

oleh Winda Nelfira diperbarui 21 Jan 2024, 20:58 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2024, 20:58 WIB
Anies-Cak Imin
Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menghadiri debat Pilpres 2024 di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023) malam. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, mengatakan kunci agar tidak terjadi konflik dengan masyarakat adat saat ada pembangunan masif adalah melibatkan mereka dalam setiap pengambilan keputusan.

Menurut dia, pemerintah harus melibatkan adat dan mengakomodasi hak mereka. 

Dia pun menyindir, menghormati masyarakat adat, bukan hanya dengan memakai pakaian adat setiap perayaan HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus. 

"Kita harus punya prinsip tidak ada satupun yang ditinggakan dalam mengambil keputusan. Libatkan itu masyarakat adat. Menghormati masyarakat adat bukan memakai pakaian adat setahun sekali 17 Agustus, bukan," kata Cak Imin dalam debat cawapres 2024 di JCC, Jakarta, Minggu (21/1/2024).

"Menghormati masyarakat adat adalah memberikan ruang hak wilayah mereka, hak budaya mereka, hak spiritual mereka, hak dan kewenangan mereka menentukan cara membangun," lanjut dia.

Dia optimistis, dengan cara penghormatan itu, bisa mencegah konflik dengan masyarakat. 

Sementara, cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka mengatakan pemerintah tengah mendorong pembahasan RUU Masyarakat Hukum Adat.  

"Sekarang juga sudah ada Perpres 28 tahun 23. Ini sudah ada 1,5 juta hektare hutan adat yang sudah diakui. Memang kuncinya ke depan memang harus kita perbanyak dialog dengan para tokoh adat, kepala adat, tokoh masyarakat setempat. Jadi jangan sampai ada pembangunan yang masif, masyarakat adat ini tersingkirkan," ujar Gibran.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya