Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengingat kembali momen sewaktu menjadi rival Presiden Joko Widodo (Jokowi) di pemilihan presiden (pilpres) beberapa waktu lalu.
Prabowo mengatakan, tidak banyak pemimpin yang bersikap seperti Jokowi yakni merangkul lawan politik.
Baca Juga
"Saya mantan lawan beliau, saya rival beliau. Berapa kali saya lawan beliau, dan beberapa kali kalah," kata dia saat menghadiri acara Deklarasi Nasional Aliansi Advokat Indonesia untuk mendukung pasangan nomor urut, 2 Prabowo-Gibran pada Pilpers 2024 yang digelar di salah satu Balai Kartini, Jakarta Selatan, Jumat (28/1/2023).
Advertisement
Prabowo menceritakan, dua kali kalah melawan Jokowi di Pilpres. Pertama pada 2014 lalu. Prabowo mengatakan, saat itu Jokowi menyambangi kediamannya.
"Tidak banyak pemimpin yang punya itikad seperti itu," ujar dia.
Karena menurut dia, biasanya pemenang tidak menggandeng rival. Namun, Jokowi tak demikian.
"Saudara-saudara biasanya orang Indonesia kalau menang lawannya dihabisin," kata Prabowo
"Betul?," timpal Prabowo.
"Betul," dijawab peserta
"Kalau menang rasain lu," kelakar Prabowo.
Kirim Utusan Ajak Konsolidasi
Pun demikian saat kembali dikalahkan Jokowi pada 2019 silam. Prabowo mengatakan, Jokowi mengirim utusan untuk mengajak rekonsiliasi.
"Mengajak saya. Tidak semua pemimpin macam itu, coba berapa ratus pilkada berapa ratus pemilihan bupati, pemilihan gubernur yang menang datang ke rumah yang lawan yang kalah. Bahkan sering yang kalah pun tidak mau datang ke pelantikan yang menang. Betul tidak," kata Prabowo
"Betul," ujar peserta
Dengan demikian, Prabowo mengatakan, ia bersama Jokowi telah memberikan contoh, meski berlawanan dan bersebrangan pada akhirnya pun tetap bersatu.
"Kita kontestasi-kontestasi nya pun bukan konstestasi ekok-ekok lumayan juga waktu itu," ujar dia.
Prabowo mengatakan, ia bertekad mencipatkan suasana serupa bila terpilih menjadi presiden.
"Kita kerjasama dengan semua pihak. Kita kolaborasi, kita harus memimpin tanpa dengki, tanpa benci, tanpa dendam, tanpa salah, tanpa buruk sangka, tanpa curigaan curigaan itu kita harus ciptakan indonesia seperti itu demokrasi kita demokrasi seperti itu," ujar dia.
Advertisement