Liputan6.com, Jakarta - Pasangan bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta dari PDI Perjuangan Pramono Anung-Rano Karno melaksanakan tes kesehatan di RSUD Tarakan pada hari ini, Jumat (30/8/2024). Polisi turut menyiapkan pengamanan.
"Kekuatan personel pengamanan tahap pemeriksaan kesehatan cagub dan cawagub DKI Jakarta sebanyak 377 personil," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi dalam keterangan tertulis, Jumat.
Baca Juga
Ade Ary membeberkan, personel yang dikerahkan terdiri dari 319 personel Satgasda dan 58 personel Satgasres. Adapun, sasaran pengamanan adalah lokasi tes calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta.
Advertisement
"Sasaran pengamanan area RSUD Tarakan," ucap dia.
Ade Ary menerangkan, pihaknya turut menyiapkan skenario rekayasa lalu lintas di area RSUD Tarakan. Namun, sifatnya situasional.
"Rekayasa lalu lintas melihat eskalasi di lapangan. Kepada masyarakat pengguna jalan untuk menghindari kawasan tersebut dan mencari rute alternatif lain guna menghindari kepadatan lalu lintas," ucap dia.
Ade Ary mengimbau kepada pendukung yang ikut mengatakan pasangan calon dalam melaksanakan tes kesehatan untuk selalu menjaga keamanan dan ketertiban.
"Sehingga kegiatan tahap pemeriksaan kesehatan cagub dan cawagub DKI Jakarta nanti dapat berjalan dengan aman dan tertib," tandas dia.
Pilkada Jakarta 2024, Pramono-Rano Karno Jalani Tes Kesehatan di RSUD Tarakan
Pasangan bakal calon gubernur-calon wakil gubernur Jakarta 2024, Pramono Anung-Rano Karno menjalani tes kesehatan di RSUD Tarakan Jakarta, Jumat (30/8/2024). Tes ini sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Pilkada Jakarta 2024.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, Rano Karno tiba terlebih dahulu di RSUD Tarakan pada pukul 06.44 WIB. Selang beberapa menit, Pramono Anung tiba pada pukul 06.45 WIB.
Keduanya tampak didampingi oleh istri masing-masing. Tes kesehatan syarat Pilgub Jakarta 2024 ini dimulai pada pukul 07.00 sampai 18.30 WIB.
Pramono Anung mengaku tak memiliki persiapan khusus untuk menjalani tes kesehatan. Pasalnya, dia telah rutin menjalani tes kesehatan.
"Saya memang secara pribadi dan saya yakin juga bang Doel (Rano Karno) kita berdua menjaga kesehatan secara rutin," kata Pramono kepada wartawan di RSUD Tarakan Jakarta, Jumat (30/8/2024).
Dia optimis tes kesehatannya mendapat hasil yang bagus. Terlebih, Pramono mengatakan dirinya rutin berolahraga sejak 20 puluh tahun yang lalu untuk menjaga tubuhnya tetap bugar.
"Jadi saya meyakini untuk urusan tes kesehatan ini bismillah mudah-mudahan enggak ada hal yang diragukan," ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan Rano Karno yang tak memiliki persiapan khusus. Sebelum menjalani tes kesehatan, Rano Karno diminta untuk berpuasa.
"Paling disuruh minum aja. Jadi cuman air putih aja. Persiapan khusus enggak ada," ucap Rano.
Advertisement
Terungkap Alasan PDIP Batal Usung Anies dan Pilih Pramono Anung di Pilkada Jakarta
Anies Baswedan urung diusung PDI Perjuangan di Pilkada Jakarta 2024. Tanpa pengumuman resmi, PDIP justru langsung mendaftarkan pasangan Pramono Anung dan Rano Karno ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta.
Padahal sebelumnya, nama Anies begitu gencar bakal dicalonkan PDIP. Bahkan, Anies sudah sempat datang langsung ke markas DPP PDIP, sebagai sinyal bakal dideklarasikan. Namun nasib berkata lain. PDIP memilih Pramono Anung jadi calon gubernur Jakarta. Dengan begitu, praktis pintu dukungan PDIP tertutup untuk Anies di Jakarta.
Ketua DPP PDI Perjuangan Deddy Sitorus menegaskan bahwa tidak ada masalah antara partainya dengan Anies Baswedan karena batal diusung di Pilkada Jakarta 2024.
Deddy mengungkapkan Anies langsung berkomunikasi dengan Pramono setelah tidak dipilih menjadi cagub oleh PDIP.
"Jadi Pak Anies tadi langsung berkomunikasi dengan Mas Pramono Anung, karena yang kita lakukan dengan Mas Anies itu kan sebuah penjajakan ideologis," kata Deddy di Kantor DPP PDIP, Jakarta, dikutip Kamis (29/8/2024).
Deddy menilai batalnya Anies diusung oleh PDIP di Pilkada Jakarta 2024 bukan menjadi akhir. Sebab, Anies masih memiliki peluang untuk berkolaborasi di pemerintahan selanjutnya.
"Pak Anies ini kan masih punya banyak energi, banyak punya kesempatan untuk terus aktif di dalam dunia politik. Jadi saya kira ini bukan akhir. Justru dengan komunikasi intens kemarin dengan Pak Anies itu membuka ruang yang lebih besar untuk kemudian kolaborasi dengan Pak Anies dalam pemerintahan selanjutnya," ujar Deddy.
Lebih lanjut, Deddy menyebut, alasan PDIP tak jadi usung Anies sebagai calon gubernur Jakarta bukan karena perbedaan ideologi. "Ada tarik menarik di antara dua kultur, ini yang kemudian masih butuh proses untuk disatukan. Masih butuh proses untuk disinergikan," ucap Deddy.
"Nah, pada titik itulah kemudian kita melihat adanya kebutuhan mendorong Mas Pram ada di situ sebagai solidarity maker untuk kemudian ada proses sejarah, proses politik bangsa ini nanti membuat Jakarta ini bisa melupakan masa lalu yang cukup buruk dalam kontestasi politik," jelas Deddy.