Liputan6.com, Jakarta Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur atau Cagub-cawagub Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) berkomitmen menciptakan pendidikan yang baik jika terpilih dalam ajang Pilkada Jakarta 2024.
Sekretaris Tim Pemenangan RIDO, Basri Baco mengatakan, calonnya menawarkan program sekolah gratis, bahkan di sekolah swasta bagi keluarga yang kurang mampu.
Baca Juga
"Sekolah swasta gratis ini untuk yang grate 3, 2, 1. Deteksinya, mayoritas muridnya dari keluarga kelas menengah ke bawah," kata dia dalam keterangannya, Selasa (8/10/2024).
Advertisement
Menurut dia, diperlukan sekolah swasta gratis karena di negeri sudah tak tertampung. "Di Jakarta ini, sekarang masih ada anak putus sekolah, karena sekolah di swasta, tidak mampu bayar iuran. Ada yang ijazahnya ditahan, karena belum lunas bayaran. Ada anak dipulangkan oleh sekolah, karena belum bayar SPP. Inilah yang membuat keprihatinan kami," ungkap Basri.
Meski demikian, rencana ini tak akan menghapus program Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus. Justru, menurut dia, ini harus ditingkatkan dan disempurnakan,
"Selama ini kan masih ada tiga masalah terkait penyaluran KJP Plus ini. Tiga masalah itu adalah tidak tepat sasaran, tidak merata dan tidak adil," jelas Basri.
Dia pun menegaskan, semuanya ini akan perlahan-lahan akan dibenahi oleh pasangan Ridwan Kamil-Suswono, agar terjadi keadilan dan pemerataan yang benar dan dirasakan bermanfaat untuk masyarakat Jakarta ke depannya.
Â
Â
Lanjutkan Program KJMU
Basri juga menegaskan, Ridwan Kamil-Suswono juga akan melanjutkan program Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) yang saat ini sudah jalan.
"KJMU diteruskan dan diperluas. Sekarang kan hanya untuk kampus tertentu, kampus swasta besar dan kampus negeri. Padahal belum tentu anak keluarga kurang mampu bisa masuk ke situ. Sehingga kita perluas jangkauan KJMU ini, bisa untuk kampus swasta biasa saja, yang bukan swasta besar atau elit," terangnya.
Basri menegaskan, ke depan setiap keluarga kurang mampu di Jakarta, harus ada anaknya yang jadi sarjana. Istilahnya, satu keluarga satu sarjana.
"Jakarta kota global. Indikatornya adalah pemerataan warganya yang berpendidikan tinggi. Perlahan tapi pasti, kita tingkatkan pendidikan hingga perguruan tinggi. Anak keluarga kurang mampu akan kita bantu menjadi sarjana," katanya.
Basri menyebut, program satu keluarga satu sarjana ini akan memiliki efek domino yang luar biasa ke depannya.
"Misal, ada keluarga kurang mampu yang punya tiga anak. Anak pertama kita kuliahkan sampai jadi sarjana. Kemudian dia kerja. Setelah kerja, dia pasti akan termotifasi untuk mensarjanakan adiknya. Begitu juga adiknya. Jadi kita nolong satu, tapi tiga anaknya jadi sarjana semua," katanya.
Â
Advertisement