Prediksi Caleg Lolos ke Parlemen dari Dapil Kalimantan

Jumlah caleg yang diprediksi lolos ke Senayan dari Dapil Kalimantan jumlahnya beragam.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 10 Mei 2019, 11:18 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2019, 11:18 WIB
KPU Validasi Nama Caleg di Surat Suara Pemilu 2019
Petugas menunjukkan contoh surat suara Pemilu 2019 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Kamis (13/12). Proses validasi ini berlangsung hingga 17 Desember 2018. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara atau disingkat Perhimpunan Sangga Nusantara mencari data untuk mengetahui calon legislatif atau caleg yang diperkirakan akan mulus melangkahkan kaki ke Gedung Parlemen Senayan.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun sampai saat ini masih mengumpulkan data untuk menghitung suara real count, baik itu presiden wakil presiden, partai politik, hingga caleg.

Menurut Ketua Umum Perhimpunan Sangga Nusantara, Indra J Piliang, sejumlah data caleg sudah bersifat final, berdasarkan rekapitulasi KPU yang dibocorkan oleh analis-analis politik masing-masing daerah.

"Analis-analis itu secara periodik menyampaikan rilis kepada media massa lokal, termasuk hasil-hasil survei terbaru dan pantauan atas kinerja masing-masing calon legislator selama masa kampanye. Rata-ratamereka berasal dari perguruan tinggi," ujar Indra melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat 10 Mei 2019.

Berikut nama-nama caleg yang diprediksi lolos berdasarkan Daerah Pemilihan (Dapil):

Dapil Kalimantan Selatan 1

1. Ahmadi Noor Supit

2. Gusti Iskandar S Alamsyah

3. Khairul Saleh

4. Muhidin

5. Rifkynizami Karsayuda

6. Zainul Arifin Noor

7. Aboebakar Al-Habsyi

8. Syaifullah Tamliha

Dapil Kalimantan Selatan 2

1. Muhammad Nur

2. Hasnuryadi Sulaiman

3. Sjachrani Mataja

4. Sulaiman Umar

5. Syafruddin H Maming

6. Zairullah Azhar

7. Aditya Mufti Arifin

Dapil Kalimantan Utara (Kaltara)

1. Hasan Saleh

2. Arkanatana Akram

3. Deddy Yevri Sitorus

Dapil Kalimantan Tengah

1. Bambang Purwanto

2. Iwan Kurniawan

3. Mukhtarudin

4. Ary Egahni

5. Willy MY

6. Agustiar Sabran

Dapil Kalimantan Timur

1. Ihwan Datu Adam

2. Budi Satrio Djiwandono

3. Hetifah Sjaifudian

4. Rudy Mas’ud

5. Awang Faroek Ishak

6. Ismael Thomas

7. Safaruddin

8. Kaspul Anwar

9. Aus Hidayat

10. Kasriyah

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Perolehan Data

Distribusi Logistik Pemilu di Bogor
Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) membawa logistik Pemilu 2019 melintasi sawah menuju TPS di Desa Cidokom, Bogor, Selasa (16/4). Pada 17 April 2019, masyarakat dapat menunaikan haknya mencoblos, baik untuk memilih caleg maupun presiden-wakil presiden. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Indra kemudian menjelaskan, data juga berasal dari informasi yang diberikan oleh anggota Perhimpunan Sangga Nusantara yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Walaupun bukan bagian dari program organisasi, para anggota secara aktif menyampaikan data atau informasi yang berasal dari daerah mereka. Data itu kami bandingkan dengan informasi di media online yang kami pantau, guna mendapatkan akurasi," ucapnya.

Indra mengatkan, baru sebagian kecil KPU Kabupaten atau Kota yang sudah menyelesaikan perhitungan. Oleh karena itu, kata dia, Perhimpunan Sangga Nusantara membuat kebijakan.

"Apabila di satu dapil masih berebut lebih dari satu calon legislatif, sementara partai politik itu sudah dipastikan dapat satu atau dua kursi; maka kami mengambil nama-nama dari partai yang bersangkutan sebanyak kursi yang diraih," terangnya.

Nama-nama yang diambil, lanjut Indra, tentu bersifat random. Oleh karena itu, kata dia, terdapat sejumlah perubahan.

"Di luar itu, berhubung aktivitas organisasi relawan yang dibentuk Perhimpunan Sangga Nusantara dalam Pilpres 2019, maka informasi terbanyak tentu datang dari partai-partai politik pendukung pasangan Joko Widodo – Ma’ruf Amin. Begitu juga, berhubung status Ketua Umum Perhimpunan Sangga Nusantara pernah menjadi politikusPartai Golkar, informasi lebih banyak datang dalam hubungan pertemanan," terangnya.

Dia juga menegaskan, setiap kesalahan input, maka akan diperbaiki secepatnya, tanpa harus menunggu aksi demonstrasi.

"Tidak mudah melakukan input terhadap data yang bahkan hampir seluruhnya berasal dari sumber-sumber primer dan sekunder. Kesalahan penulisan nama, partai politik, daerah pemilihan, hingga jumlah suara tetap saja terjadi," jelas Indra.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya