Liputan6.com, Jakarta Membeli rumah memang sebaiknya dilakukan sejak usia produktif. Lantaran di usia rentang 20-30 tahun ini biasanya seseorang masih memiliki banyak tenaga, mampu bekerja keras, dan menghasilkan sesuatu.
Hal ini pun senada dengan ketentuan bank yang mematok usia minimum 21 tahun untuk pengajuan KPR. Peraturan bank juga menetapkan pada saat kredit berakhir, maksimal usia debitur adalah 55 tahun (pegawai) dan maksimal 60 tahun (profesional/wiraswasta).
Lantas, apakah orang yang sudah berusia 50 tahun bahkan lebih bisa mengajukan KPR?
Advertisement
Jawabannya, tentu bisa. Asalkan, pilih tenor KPR yang singkat seperti 10 atau 15 tahun. Pertimbangannya agar saat usia telah menginjak 65 tahun, angsuran KPR telah selesai. Namun, ini hanya berlaku untuk pemohon profesional dan wiraswasta.
Bila Anda memenuhi kriteria tersebut, tidak ada salahnya untuk mencoba mengajukan KPR kepada bank terpercaya. Paling tidak rumah tersebut dapat dijadikan investasi, atau ditujukan untuk hibah/ warisan kepada anak-cucu.
Namun ternyata ada sejumlah hal yang harus dipertimbangkan secara matang jika Anda berminat mencicil rumah di usia tua. Dikutip dari Rumah.com, inilah tipsnya.
Berapa luas yang dibutuhkan?
Ukuran rumah yang Anda butuhkan, bukan inginkan, merupakan poin pertama yang harus dipikirkan.
Saat Anda bertambah tua, anak Anda pun tumbuh dewasa. Cepat atau lambat mereka akan segera meninggalkan rumah seusai menikah, dan mencari rumah kontrakan atau bahkan mencicil rumah.
Oleh karena itu ada baiknya rumah tipe sederhana menjadi alternatif. Selain harganya relatif terjangkau, Anda dan pasangan juga tidak ‘mubazir’ akan ruang kosong.
Di Kabupaten Bogor, misalnya. Harga jual rumah satu lantai dengan dua kamar tidur dipasarkan kisaran Rp200 juta hingga Rp500 juta. Daftarnya bisa Anda temukan di sini.
Melunasi lebih awal
Membeli rumah di usia produktif terbukti punya banyak kelebihan, salah satunya Anda tak perlu dipusingkan dengan pengeluaran bulanan yang membengkak.
Berbeda jika Anda hampir menginjak usia 50, biaya hidup umumnya menyangkut anggaran kesehatan berikut pengobatan.
Jadi, jika Anda berencana mengangsur rumah di usia tua, usahakan untuk melunasi cicilan saat Anda masih bekerja. Perhitungkan juga kemampuan membayar dengan menganalisa pendapatan bersih tiap bulan.
Konsultasi dengan pakar keuangan
Sebelum mengambil langkah yang lebih jauh, coba hubungi konsultan keuangan rekanan Anda atau dari rekomendasi kerabat.
Dengannya Anda bisa bertanya-tanya lebih lanjut soal rencana mencicil rumah, apakah sebaiknya mengandalkan dana pensiun atau pendapatan bulanan.
Di mana Anda akan tinggal?
Semua orang tahu bahwa lokasi menjadi faktor utama dalam hal perbedaan harga jual rumah. Akan tetapi memperhatikan kenyamanan dibanding prestise tentu jauh lebih bernilai.
Bila tak keberatan tinggal di kawasan penyangga, Anda bisa menyasar rumah minimalis yang tersebar di Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi.
Harga jual rumahnya yang masih cukup terjangkau, cocok untuk Anda yang sudah berada di usia tua dengan pendapatan pas-pasan. Namun, akses menuju rumah harus tetap diperhatikan.
Bagaimana kesehatan Anda?
Kesehatan adalah hal yang tidak bisa dikompromikan. Ini bersifat krusial, karena siapapun takkan pernah tahu kapan penyakit menyerang tubuh Anda.
Maka dari itu, jika Anda tak memiliki asuransi jiwa maupun jaminan kesehatan lainnya, sebaiknya urungkan dahulu niat Anda untuk mencicil rumah dengan KPR.
Jangan sampai Anda mengalami teror kredit macet, akibat dana angsuran harus beralih ke biaya rumah sakit.
Foto: Flickr.com