Kenaikan Harga Properti Komersial Tertinggi Terjadi di 3 Kota Ini

Kontraksi harga properti komersial disebabkan turunnya permintaan terhadap hunian kamar hotel dan strategi manajemen atau pengembang.

oleh Anto Erawan diperbarui 02 Jun 2016, 08:00 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2016, 08:00 WIB
Kenaikan Harga Properti Komersial Tertinggi Terjadi di 3 Kota Ini
Kontraksi harga properti komersial disebabkan turunnya permintaan terhadap hunian kamar hotel dan strategi manajemen atau pengembang.

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Properti Komersial pada kuartal I-2016 terpantau tercatat sebesar 167,78, atau turun -0,01% (qtq) dibandingkan kuartal IV-2015 yang mencapai 167,79.

Pertumbuhan harga properti komersial di kuartal I-2016 tersebut lebih rendah dari pertumbuhan pada kuartal sebelumnya (0,39%, qtq). Demikian hasil riset Perkembangan Properti Komersial yang dilakukan Bank Indonesia pada kuartal I-2016.

Dinukil dari Rumah.com, kontraksi harga properti komersial tersebut disebabkan oleh turunnya permintaan terhadap hunian kamar hotel (-4,57%, qtq), dan strategi manajemen atau pengembang untuk menjaga tingkat hunian existing, terutama pada subsektor perkantoran—baik perkantoran sewa maupun strata title—dan subsektor apartemen sewa dengan menurunkan harga jual/tarif transaksi.

Penurunan harga yang terjadi pada subsektor perhotelan disebabkan oleh rendahnya permintaan di awal tahun karena faktor musim (low season).

Penurunan harga apartemen, khususnya apartemen strata title, disebabkan faktor penambahan pasokan apartemen baru dari kelas menengah-bawah dan kelas bawah yang masuk ke pasar.

Sementara, penurunan harga di subsektor perkantoran terjadi, baik pada perkantoran sewa maupun strata title. Penurunan harga perkantoran sewa terjadi pada seluruh tipe, khususnya yang berlokasi di Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Surabaya.

Sementara itu, penurunan harga jual perkantoran strata title terjadi pada perkantoran yang berlokasi di luar wilayah CBD (central business district) Jakarta maupun wilayah Surabaya.

Di sisi lain, jika dilihat berdasarkan wilayah, penurunan harga properti komersial terjadi di wilayah Surabaya (-0,10%, qtq), dengan penurunan harga yang terjadi pada subsektor perkantoran (-19,88%, qtq), terutama perkantoran strata title.

Di wilayah Jabodebek, penurunan harga properti komersial tercatat -0,03% (qtq), dimana penurunan harga terjadi pada subsektor hotel (-6,62%, qtq), apartemen (-0,65%, qtq), dan perkantoran (-0,05%, qtq).

Sementara di wilayah Medan, penurunan harga properti komersial mencapai -0,03% (qtq), dengan penurunan harga pada segmen apartemen (-0,70%, qtq).

Secara tahunan, harga properti komersial di kuartal I-2016 tumbuh 2,13% (yoy), kendati lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya (20,05%, yoy). Pertumbuhan tertinggi berasal dari subsektor perhotelan sebesar 22,87% (yoy), diikuti subsektor convention hall (12,17%, yoy) dan kompleks pergudangan (8,83%, yoy).

Di sisi lain, peningkatan harga properti komersial tertinggi terjadi pada wilayah Makassar (27,21%, yoy), Semarang (18,27%, yoy), dan Banten (15,12%, yoy).

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya