Liputan6.com, Jakarta Perkembangan properti di Jakarta pada kuartal ketiga menunjukan kondisi statis-dinamis jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya di tahun 2016.
Menurut konsultan properti Jones Lang Lasalle (JLL), ketiga indikator properti di Jakarta yang terlihat dari sektor perkantoran, ritel, dan residensial nyaris mengalami hal yang sama.
Sektor perkantoran
Advertisement
“Secara keseluruhan kami merasakan peningkatan aktivitas properti secara bertahap dari dua triwulan sebelumnya di tahun 2016 ini. Meskipun terdapat kelanjutan penurunan harga dan tingkat hunian di pasar perkantoran, tingkat serapan dan permintaan mulai mengindikasikan adanya peningkatan walaupun belum siginfikan.”
Baca Juga
“Dan secara akumulatif tercatat ada sekitar 50.000 meter persegi perkantoran, dari tahun 2014 – 2015 yang sudah terserap oleh pasar. Sedangkan, tingkat okupansi turun pada level 85%,” ujar James Taylor, head of research JLL, seperti dikutip dari laman Rumah.com, Kamis (6/10/2016).
Kendati mengalami penurunan pada kuartal ketiga, sektor perkantoran menunjukan sejumlah pergerakan positif, meskipun belum bisa menunjukan adanya peningkatan di pasar perkantoran.
“Kondisi ini masih seperti kuartal sebelumnya, dimana banyak perusahaan yang mengalami efisiensi, khususnya pada perusahaan bidang minyak dan gas bumi. Sedangkan, untuk sektor E-Commerce, IT, danprofessionalservice masih melanjutkantrend yang positif,” kata Angela Wibawa, head of markets JLL.
“Dimana sejumlah aktivitas mengalami ekspansi maupun relokasi ke gedung yang lebih baik masih kerap terjadi. Tingkat serapan pun mencapai 10.000 meter persegi dikarenakan sejumlah ekspansi dan penambahan pasokan baru,” ia menambahkan.
Sektor ritel
Sementara itu, James Austen, head of retail JLL, menjelaskan bahwa sektor ritel mengalami sedikit perkembangan, yang disebabkan oleh pasokan baru.
“Tingkat serapan di triwulan ini didukung oleh penyewa yang melakukan pembukaan cabang dan beberapa nama baru yang masuk ke pasar ritel Jakarta. Khususnya untuk bidang makanan dan minuman, fesyen, dan hiburan," katanya.
“Harga sewa rata-rata maupun tingkat hunian cenderung tidak mengalami perubahan yang signifikan. Dan sepertinya bidang makanan dan minuman menjadi daya tarik bagi pemilik properti untuk menarik konsumen datang,” ia menandaskan.
Sektor residensial
Sektor residensial, sepertinya akan mengalami situasi yang menarik berkat adanya tax amnesty.
“Aktivitas pasar kondominium (apartemen) secara umum mengalami tingkat penjualan yang cukup stabil selama 6 bulan ke belakang. Pasar properti cenderung stagnan baik dari segi harga dan penjualan karena sentimen pasar yang belum merespon secara positif meskipun adanya ekspektasi yang tinggi setelah adanya program tax amnesty,” kata Luke Rowe, head of residential JLL Indonesia.