Kiat Sukses Selenggarakan Open House Properti

Dalam menganalisa situasi market, seorang agen harus terlebih dulu mengenali target konsumen yang relevan dengan tipe properti tersebut.

oleh Fathia Azkia diperbarui 12 Okt 2016, 21:09 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2016, 21:09 WIB
Open house
Strategi Open House

Liputan6.com, Jakarta Open house adalah satu dari sejumlah unsur marketing plan bagi Anda yang berprofesi sebagai broker/agen properti.

Pengertian bebasnya, open house adalah strategi penjualan di mana pada hari itu properti (kebanyakan rumah) bisa dilihat secara langsung oleh calon konsumen.

Saat menghelat open house tak jarang agen akan mengutarakan kelebihan properti tersebut, baik itu dari sisi desain interior, kondisi bangunan, lingkungan sekitar, hingga kelengkapan surat-surat rumah. Biasanya agen akan memamerkan keunggulan properti sembari berjalan mengitari ruangan.

Waktu ideal mengadakan open house umumnya di hari libur kerja alias Sabtu-Minggu. Namun menurut Direktur Marketing ERA Graha, Raymond Gunawan, open house di hari kerja pun tetap efektif asalkan kondisi pasar tengah bergairah.

“Kunci agar open house yang digelar memberi hasil yang diimpikan, pertama yang harus diperhatikan agen adalah mencermati situasi dan respon pasar.

Apalagi jika harga properti yang Anda tawarkan tengah bagus-bagusnya. Itu bisa saja dilakukan setiap hari,” pungkasnya saat dihubungi Rumah.com.

Dalam menganalisa situasi market, seorang agen harus terlebih dulu mengenali target konsumen yang relevan dengan tipe properti tersebut. Kemudian lakukan penyortiran dan sebarkan undangan open house.

Saat menganalisa, agen juga dituntut teliti melihat respon antara penawaran (supply) dengan permintaan (demand).

Apabila hasilnya menunjukkan ada permintaan tinggi di tengah penawaran terbatas, maka agen bisa memberikan bandrol harga yang mampu menarik minat konsumen potensial.

Sementara bila permintaan sedikit, sebaiknya agen properti berpikir ulang untuk menyelenggarakan open house dalam waktu dekat. Sebaliknya, perkirakan waktu tepat di mana permintaan terhadap properti di satu wilayah akan melonjak.

Sedangkan harga properti yang bagus, maksud Raymond, ialah harga pasaran di suatu wilayah meski stok propertinya sangat terbatas. Rumah di Pondok Indah, misalnya.

“Dari sudut pandang saya, konsumen yang mengincar properti di Pondok Indah kecenderungannya lebih mengutamakan lihat langsung. Maka dari itu, berdasarkan situasi dan respon pasar strategi open house sangat dibutuhkan di sini,” katanya.

(Baca juga: Tips Broker: Kenali 4 Tipe Konsumen Properti Saat Open House)

Bahkan bagi Raymond, open house merupakan taktik penjualan paling signifikan. Tak heran, ia mengaku hampir setiap weekend mengadakannya.

Open house hingga kini masih optimal dalam menggaet pembeli potensial. Memang, sangat sedikit dan jarang ada konsumen yang langsung beli di hari itu juga (saat open house). Biasanya mereka baru kasih kabar satu atau dua minggu setelahnya,” ia menambahkan.

Disinggung soal lamanya open house berlangsung, pria yang telah berkecimpung di dunia properti selama 13 tahun ini menilai tujuh jam sudah cukup.

“Mulai dari jam 10 pagi dan selesai jam 5 sore. Tetapi jangan diabaikan kalau ada konsumen yang ingin datang lebih awal misalnya jam 9 pagi,” tandasnya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya