Liputan6.com, Jakarta Indeks harga properti residensial triwulan IV-2016 menurut survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI) berada pada level 194,54 atau meningkat 0,37% (qtq), sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (0,36%, qtq).
Sementara itu, pertumbuhan harga properti secara tahunan mengalami perlambatan daripada triwulan sebelumnya, dari 2,75% (yoy) menjadi 2,38% (yoy). Kenaikan harga bahan bangunan (35,20%) dan upah pekerja (22,56%) masih menjadi faktor utama penyebab kenaikan harga properti residensial.
Menguatnya pertumbuhan kenaikan harga rumah tersebut diduga sebagai dampak kebijakan pelonggaran rasio Loan to Value (LTV) yang mulai berlaku pada akhir Agustus 2016.
Advertisement
Baca juga: Suku Bunga KPR Hambatan Tertinggi Bisnis Properti
Hasil survei juga mengindikasikan bahwa semua tipe rumah mengalami kenaikan harga, dengan kenaikan tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil (0,57%, qtq).
Berdasarkan wilayah, Surabaya mencatatkan peningkatan harga rumah tertinggi (1,64%, qtq), sementara harga rumah di Medan cenderung stagnan selama dua triwulan terakhir.
(Apartemen baru di Surabaya harga Rp200 Jutaan)
Pertumbuhan harga properti residensial secara tahunan tercatat sebesar 2,38% (yoy), melambat dibandingkan 2,75% (yoy) pada triwulan III-2016. Menurut tipe rumah, kenaikan harga tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil (3,28%, yoy), sedangkan rumah tipe besar mengalami kenaikan harga terendah (1,24%, yoy).
Jika dipetakan secara wilayah, kenaikan harga rumah tertinggi terjadi di Manado (8,01%, yoy) seiring dengan tingginya pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut. Sementara itu, Denpasar mencatat kenaikan harga rumah terendah (0,78%, yoy).
(Rumah mewah di Bali cocok buat investasi, klik di sini)
Baca juga: Bandung Toreh Permintaan Properti Komersial Tertinggi
IHPR Tumbuh Positif
Indeks Harga Properti Residensial atau IHPR pada triwulan IV-2016 (Oktober-Desember) tercatat tumbuh sebesar 0,37% (qtq), menguat tipis dibandingkan 0,36% (qtq) pada kuartal sebelumnya.
Sementara itu, indeks harga sub kelompok biaya tempat tinggal IHK-BPS tumbuh sebesar 0,70% (qtq), lebih rendah dibandingkan 0,74% (qtq) pada periode sebelumnya terutama karena melambatnya kenaikan harga sewa rumah.
(Hunian minimalis di Jakarta mulai Rp1 Miliar)
Hasil survei juga menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan properti residensial mengalami peningkatan daripada kuartal sebelumnya, yakni dari 4,65% (qtq) menjadi 5,06% (qtq).
Peningkatan penjualan terjadi pada semua tipe rumah, sejalan dengan meningkatnya realisasi pelimpahan kredit properti dari perbankan di sepanjang kuartal akhir 2016. Peningkatan penjualan rumah tertinggi pun masih terjadi di tipe kecil.
Sumber: Rumah.com