Liputan6.com, Jakarta “Apalah arti sebuah nama” nampaknya menjadi peribahasa yang tidak berlaku ketika hendak merancang proyek properti. Entah itu untuk perumahan atau apartemen.
Pasalnya jumlah proyek properti baru kian bertambah dari waktu ke waktu. Pertumbuhannya juga sangat pesat di sejumlah kota-kota besar. Jadi jika kurang-kurang kreatif menemukan nama yang pas untuk residensial, dikhawatirkan akan ada duplikat nama.
Dan jika hal itu terjadi, bisa saja menimbulkan mispersepsi ketika konsumen hendak mencari alamatnya secara manual ataupun via peta online. Baca juga: Tahun Anjing Tanah, Tahun Tepat Beli Rumah
Advertisement
Sama halnya seperti menentukan sebuah brand, nama properti yang tepat juga akan berpengaruh terhadap minat konsumen dan bisnis pengembang itu sendiri.
Jika masih bingung menentukan nama yang tepat untuk proyek properti, simak beberapa tips dari Rumah.com berikut ini.
- Sematkan nama perusahaan
Jika perusahaan sudah berada di level menengah dan hendak mengembangkan sayap ke cakupan yang lebih luas, jangan ragu memberi nama proyek properti dengan menyematkan nama perusahaan.
- Singkat saja
Membuat nama perumahan yang singkat akan mempermudah calon pembeli untuk mengingatnya terus menerus. Jika memungkinkan, cukup satu atau dua suku kata saja. Misalnya Bintaro Mutiara, Amartha Residence, atau Naya Townhouse.
- Sesuai Tema
Jika proyek properti mengusung tema atau konsep yang unik, tak ada salahnya mencantumkan kata tersebut dalam nama perumahan. Misalnya jika klaster mengadopsi konsep syariah maka pilihlah kata-kata bernuansa Islami.
Sementara jika arsitektur bangunannya mengadaptasi model kolonial atau eropa, boleh memilih kata-kata berbahasa asing.
- Nama Lokasi
Ini adalah cara paling mudah ketika sudah buntu mencari nama yang semakin mirip satu dan lainnya. Dengan menyematkan nama area atau lokasi maka pembeli bisa langsung menebak dimana perumahan itu berada.
Beberapa perumahan yang lokasinya dekat dari lokasi favorit bahkan menyematkan nama lokasi tersebut. Misalnya Klaster Bintaro Asri, padahal klaster tersebut berada di kawasan Pondok Kacang atau Jurang Mangu.
Namun usahakan menghindari pemberian nama yang tidak pas dengan lokasi, karena bisa membuat pembeli kecewa ketika melakukan survei lokasi.
Jual Nama Berikut Keunggulan
Akan tetapi, nama saja tentu tidak cukup menjual dan seketika menarik perhatian konsumen. Bagi pencari properti, seperti terungkap dalam survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H1-2018, kualitas hidup justru lebih penting dibandingkan harga properti.
Survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H1-2018 ini ditujukan untuk mengetahui respon pasar dari sisi permintaan sekaligus untuk menciptakan transparansi informasi untuk konsumen.
Setidaknya ada lima faktor utama yang dipertimbangkan masyarakat Indonesia dalam membeli rumah.
- Sebanyak 92% responden mencantumkan ‘Lokasi’ sebagai salah satu faktornya
- Sementara ada 75% mencantumkan faktor ‘Keamanan’
- 72% mencantumkan ‘Mudah Dijangkau Transportasi Umum’
- 65% menempatkan ‘Infrastruktur dan Fasilitas Umum’
- 60% responden menempatkan ‘Harga Properti’ di urutan kelima
Namun, yang menarik, faktor ‘Ukuran Rumah’ yang pada semester lalu berada di urutan keenam kini bergeser ke urutan ke delapan dengan 55% responden. Sebaliknya, ‘Jarak Menuju Transportasi Massal’ naik dari urutan ketujuh menjadi urutan keenam dengan 59% responden.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah
Advertisement