Sirumba, Sistem Pemetaan Rumah Terdampak Bencana

Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membuat sebuah inovasi baru yang dinamakan Sirumba atau Sistem Informasi Rumah Masyarakat Terdampak Bencana. Tujuannya untuk memetakan daerah yang terkena bencana.

oleh Wahyu Ardiyanto diperbarui 03 Des 2019, 11:12 WIB
Diterbitkan 03 Des 2019, 11:12 WIB
Ilustrasi pemetaan rumah baru
Ini adalah contoh pemetaan rumah baru

Liputan6.com, Jakarta -Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membuat sebuah inovasi baru yang dinamakan Sirumba atau Sistem Informasi Rumah Masyarakat Terdampak Bencana. Tujuannya untuk memetakan daerah yang terkena bencana. 

Perkembangan industri 4.0 harus diselaraskan dengan perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini guna mencapai efisiensi yang tinggi dan kualitas produk yang lebih baik. Tanpa terkecuali juga memberikan nilai tambah bagi pelaksanaan pembangunan infrastruktur.  

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, saat ini merupakan eranya kompetisi. Dalam era kompetisi yang sangat terbuka ini, bukan proteksi yang diunggulkan, tetapi kompetensi khususnya dibidang konstruksi. Untuk memenangkan kompetisi global, pemerintah harus bisa lebih cepat, lebih murah, dan lebih baik.

“Salah satu inovasi teknologi yang telah kami buat, Satuan Kerja Kebencanaan Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan adalah Sistem Informasi Rumah Masyarakat Terdampak Bencana (Sirumba) yang difungsikan untuk pemetaan rumah masyarakat terdampak bencana alam di Indonesia,” jelasnya.

Kepala Project Management Unit Central Sulawesi Rehabilitation and Reconstruction Program (PMU CSRRP) atau Kepala Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Hunian di Sulawesi Dedi Permadi mengatakan, Sirumba adalah sebuah sistem aplikasi berbasis geospasial yang dibangun untuk mendata rumah-rumah masyarakat terdampak bencana.

"Melalui aplikasi tersebut, data rumah masyarakat terdampak bencana tidak hanya dikumpulkan secara spasial, tetapi juga disajikan secara spasial," kata Dedi.

Roya itu apa sih? Baca selengkapnya di sini

Dikatakan Dedi, pendataan pasca bencana alam yang dilakukan di Palu merupakan pilot project untuk Sirumba yang dibangun oleh Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR. "Sistem yang kami buat dapat digunakan oleh siapapun dan dapat mengolah berbagai data mulai dari fase mitigasi bencana hingga fase pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi,” katanya. 

Sirumba diperkenalkan kepada publik melalui kegiatan Bimbingan Teknis Pemetaan Rumah Masyarakat Terdampak Bencana Gempa, Tsunami dan Likuifaksi di Palu berbasis Sistem Informasi Geografis. Kegiatan ini diikuti peserta dari Kementerian PUPR, fasilitator lapangan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan sivitas akademika Universitas Tadulako. Dalam kegiatan bimbingan teknis ini, para peserta juga menguji coba Sirumba.

Menindaklanjuti uji coba tersebut, Dedi mengatakan bahwa kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan menggandeng mahasiswa Universitas Tadulako. Mahasiswa tersebut telah mengikuti bimbingan teknis untuk melaksanakan kegiatan pendataan sebagai bentuk partisipatif dalam mitigasi bencana ke depannya. 

Para mahasiswa akan melengkapi data yang sudah ada, berdasarkan nama dan alamat atau by name by address dengan data-data spasial yang dibutuhkan. Dengan adanya data-data spasial maka penyajian data dapat dikonversikan dari bentuk tabular menjadi bentuk spasial. Tujuannya agar pembacaan datanya menjadi lebih mudah.

Diharapkan dengan adanya Sirumba maka prosedur pendataan bencana yang berlaku saat ini dapat lebih disempurnakan. Dengan begitu, proses penanggulangan bencana dapat berlangsung dengan lebih efisien.

Adapun menurut laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, sebagian besar rumah yang rusak akibat gempa dibangun dengan konstruksi yang bukan tahan gempa. Padahal, desain bangunan tahan gempa sudah banyak tersedia. Hanya saja belum terealisasi dengan baik. 

Minimnya regulasi di Pemerintah Daerah (Pemda) tentang rumah tahan gempa menjadi faktor penyebab bangunan dengan konstruksi tahan gempa belum banyak dibangun. Hal ini karena keterbatasan pengetahuan masyarakat dan tukang , alasan ekonomi, dan tata ruang.

Temukan lebih banyak lagi panduan dan tips membeli rumah dalam Panduan dan Referensi

Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya