Liputan6.com, Jakarta -Sudah saatnya pengembang besar mulai membidik di kelas menengah dan bawah. Selama ini pengembang sudah berfokus kepada kalangan atas dan menengah. Namun keadaan berubah. Sejalan dengan hal tersebut, saat ini PT Modernland Realty mulai menyasarkan proyeknya melalui konsep township di bawah harga Rp1 miliar.
Pengembang melihat adanya ceruk pasar dalam mengakomodasi kebutuhan perumahan di kelas menengah dan bawah. Kondisi tersebut coba dilakukan oleh PT Modernland Realty Tbk. yang mendiversifikasi segmentasi dengan membidik pasar kelas menengah dan menengah bawah pada 2020.
Investor Relations Assistant Manager Modernland Realty Eliza Saliman mengatakan, perseroan sedang mencoba peluncuran township baru dengan harga di bawah dari Rp1 miliar.
“Kami lagi mencoba diversifikasi dengan keberadaan township di Cilejit. Rumah yang berharga jual rendah. Kami sudah bisa menjual sekitar 1.000 unit,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga mengakomodir hunian di kisaran Rp1,25 miliar untuk proyek di Jakarta Garden City, Cakung.
Eliza memproyeksikan segmen bisnis residensial pada tahun depan tidak akan berbeda jauh dengan tahun ini. Hanya saja, untuk lahan industrial kemungkinan akan ada peningkatan. Untuk penjualan lahan industrial, pihaknya berekspektasi bisa lebih baik di tahun depan dan khususnya untuk penanaman modal asing. Namun untuk merealisasikannya, pemerintah harus ikut serta mendukung.
Sementara itu, Direktur PT Metropolitan Land Tbk. Olivia Surodjo mengatakan perseroan akan mengakomodir kebutuhan pasar menengah dan menengah bawah. Pasalnya, saat ini permintaan tengah banyak datang dari kelas sosial tersebut.
“Kalau perumahan di bawah Rp1,5 miliar, masih banyak di perumahan kami karena memang banyak proyek diarahkan kesana,” katanya.
Sebagai informasi, proyek kelas menengah dan kelas menengah bawah adalah Metland Cibitung, Metland Cileungsi, Metland Transyogi, dan Metland Tambun. Harga rumah di kelima proyek itu berkisar antara Rp360 juta—Rp2,2 miliar.
Senada dengan Rumah.com, memperkirakan untuk tahun 2020 pasar properti di Indonesia akan lebih positif setelah sempat tertahan pertumbuhannya pada 2019. Perkiraannya, indeks harga properti hunian pada 2020 akan mengalami kenaikan 6%-9% year on year (y-o-y). Sementara indeks suplai properti hunian akan mengalami pertumbuhan pada kisaran 5% (y-o-y) hingga akhir 2020.
Ike Hamdan, Head of Marketing Rumah.com menyatakan bahwa penyerapan suplai properti hunian masih akan datang dari rumah tipe kecil dan menengah dengan harga di bawah Rp750 juta.
Untuk sisi suplai, disarankan pihak pengembang memberikan alokasi perhatian lebih pada properti residensial kelas menengah dan menengah atas. Dapat dilakukan dengan menonjolkan prospek investasi dan dukungan transportasi umum di sekitar properti.
Sementara itu, terhadap properti residensial seken, disebutkan bahwa minatnya hampir sama besar dengan properti residensial baru. Dalam hal ini, pencari hunian cenderung mengutamakan lokasi dan sarana transportasi umum yang terdapat di sekitar hunian.
Josua Pardede, Chief Economist Bank Permata menambahkan penjualan properti di kuartal III masih tumbuh 13,95%. Hal ini didorong oleh penjualan rumah tipe sedang dan besar, serta dorongan pemerintah, seperti kebijakan pelonggaran Loan To Value (LTV) dan penurunan suku bunga acuan yang membuat iklim properti makin prospektif.
Ditambahkan lebih lanjut bahwa backlog properti atau short supply perumahan diperkirakan mencapai 15 juta unit untuk tahun 2020.
Temukan lebih banyak lagi panduan dan tips membeli rumah dalam Panduan dan Referensi.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah