Cegah DBD, Nyamuk-nyamuk Bakteri Wolbachia Disebar di Yogya

Program serupa juga dilakukan di Ausralia, Vietnam, Brasil, dan Kolombia.

oleh Yanuar H diperbarui 28 Jan 2016, 18:55 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2016, 18:55 WIB
Waspada, Nyamuk DBD Sukanya Gigit Kaki
Nyamuk pembawa virus Dengue biasanya mengigit daerah kaki. Karena itu, keluarlah dengan mengenakan celana panjang.

Liputan6.com, Yogyakarta - Kota Yogyakarta akan menjadi tempat penelitian selanjutnya dari Elimante Dengue Project (EDP) Universitas Gadjah Mada. Tim peneliti dari EDP akan menyebarkan nyamuk yang mengandung bakteri alami Wolbachia di Kota Yogyakarta pada pertengahan tahun ini.

Ketua Tim EDP Adi Utarini mengatakan program itu untuk menurunkan angka kasus demam berdarah dengue (DBD). Metode yang dilakukan adalah dengan melepaskan nyamuk dewasa yang mengandung Wolbachia atau menitipkan telur nyamuk dalam ember di rumah warga.

“Saat ini tengah dilakukan sosialisasi intensif ke masyarakat dan pemerintah untuk persiapan pelepasan nyamuk ber-Wolbachia,” kata Adi di Kampus UGM, Kamis (28/1/2016).

Dia mengatakan program itu dilakukan di lima negara, yakni Australia, Vietnam, Brasil, Kolombia, dan Indonesia. Dari lima negara itu penelitian yang paling terdepan dalam metode ini justru di Yogyakarta.

“Di Vietnam masih dalam proses, di Yogyakarta nyamuknya bertahan di masyarakat dan terbukti mampu menekan virus Dengue,” kata dia.

Entomolog Warsito Tantowijoyo menjelaskan bakteri Wolbachia dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti ini membuat virus dengue tidak bisa berkembang dalam tubuh nyamuk itu. Hal ini yang membuat nyamuk tidak dapat menularkan penyakit demam berdarah dengue.

Ia menjelaskan, apabila nyamuk betina ber-Wolbachia kawin dengan nyamuk jantan lain non-Wolbachia akan menghasilkan keturunan nyamuk ber-Wolbachia. Tapi kalau nyamuk jantan ber-Wolbachia kawin dengan nyamuk non-Wolbachia maka telurnya tidak akan bisa menetas.

Sementara itu Arida Utami, perwakilan Dinkes DIY mengatakan metode ini tidak menghentikan program fogging atau pengasapan untuk menekan angka DBD. Pihak dinas mengharap program EDP ini dapat menekan angka kasus DBD yang cukup tinggi di Yogyakarta.

Berdasarkan data kasus DBD di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2015 lalu mencapai 2.146 kasus DBD dengan 17 di antaranya meninggal dunia. Sementara di Kota Yogyakarta terdapat  890 kasus dengan 10 di antaranya meninggal dunia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya