Pelajar Korban Guru Cabul Dibayar Rp 20 Ribu Tiap Jaga Warung

Si guru cabul menyebut uang itu sebagai upah pelajar menjaga warung.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 27 Feb 2016, 18:35 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2016, 18:35 WIB
Ilustrasi. Kekerasan Seksual
Ilustrasi. Kekerasan Seksual (sumber, drphil.com)

Liputan6.com, Bengkulu - AI (17), pelajar sebuah SMA di Kota Bengkulu yang menjadi korban pencabulan guru keseniannya, AP (47), mengaku dibayar Rp 20 ribu setiap habis dicabuli saat menjaga warung. Ia juga mengaku sudah dicabuli sejak 2013 dengan berbagai modus.

"Tiap pulang kami selalu dikasih uang Rp 20 ribu," ujar AI di Bengkulu, Jumat, 26 Februari 2016.

Guru cabul yang pernah berumah tangga itu memiliki usaha warung di rumahnya. AP kemudian meminta agar para siswanya menolong menjaga warung dengan berbagai fasilitas. Selain diberi makan minum, para pelajar itu juga dibebaskan mengambil kebutuhan sekolah yang dijual di warung si guru.

"Kami senang saja main ke sana karena semuanya gratis," ucap AI.

Saat dikonfirmasi di Mapolsek Teluk Segara Kota Bengkulu, AP membantah uang yang diberikan kepada para korban itu sebagai upah untuk membayar jasa kencan.

"Itu yang untuk upah harian mereka karena membantu saya mengurus warung," sergah AP.

Kapolsek Teluk Segara KAP Ali Rais mengatakan, saat ini pihaknya sedang mengembangkan penyelidikan dan memperkuat barang bukti.

"Kami sedang lakukan pemeriksaan secara teliti untuk pengembangan," ujar Ali.

Pelaku AP (47) oknum guru honorer salah satu SMA swasta, warga Kelurahan Semarang, Kecamatan Sungai Serut, Kota Bengkulu, mencabuli empat pelajar di rumahnya selama hampir 3 tahun. Perbuatan asusila ini terjadi sejak 2013 lalu.

Ulah tidak senonoh itu terbongkar setelah AI (17) memberanikan diri melapor ke Mapolsek Teluk Segara Kota Bengkulu.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya