Tegur Sopir Asal Parkir, Bupati Dedi Cabut 3 Kunci Angkot

Sampai di Pendopo Pemkab Purwakarta, ketiga sopir angkot dijamu makanan untuk sarapan.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Mar 2016, 14:15 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2016, 14:15 WIB
Jadi Biang Macet, Angkot Ngetem Akan Dikandangkan
Sejumlah angkutan umum saat menunggu penumpang di Kawasan Tanah Abang, Jakarta, Jumat (9/1/2015). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Purwakarta - Persoalan angkot-angkot bandel yang asal parkir di pinggir jalan ternyata tidak hanya terjadi di Bandung saja, tapi juga di Purwakarta. Situasi ini tentu saja membuat Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi geram.

Dedi yang biasa berkeliling sebelum berdinas, saat itu tengah melintas di Jalan Ibrahim Singadilaga dan menjumpai sejumlah supir angkot yang seenaknya memarkir kendaraan di bawah lampu merah.

Mobil berkelir hijau itu sengaja diparkir sementara para sopirnya memilih nongkrong di warung nasi. Padahal, sebelumnya Dedi mengaku sudah mengingatkan agar tidak sembarangan memarkir kemdaraan.

"Ini sudah saya peringatkan kedua kalinya, tetap membandel," kata Dedi, Senin (21/3/2016).

Dedi yang kesal lantas mencabut kunci tiga angkot tersebut lalu memerintahkan anak buahnya membawa sopir angkot itu ke pendopo. Hal itu dilakukan karena tindakan para sopir itu sudah keterlaluan dan mengakibatkan kemacetan.

"Ini jelas sudah melanggar aturan dan bikin macet, ya saya bawa kuncinya ke pendopo," ujar Dedi.

Sesudah sampai di pendopo, ketiga sopir itu malah dijamu makanan untuk sarapan. Dedi mengaku sengaja memberi sajian kudapan terlebih dahulu sebelum menjatuhkan sanksi tilang.

"Sudah makan baru mereka diberi surat tilang, juga harus membuat surat pernyataan tidak mengulangi lagi kesalahan. Kalau masih melanggar, izin trayeknya dicabut," tegas Dedi.

Tak hanya sanksi pada supir angkot, pihaknya juga berencana menjatuhkan sanksi pada aparat Dinas Perhubungan Purwakarta yang sengaja membiarkan pelanggaran terjadi.

"Artinya dia tidak bisa mengawasi," ucap Kang Dedi, sapaan akrabnya.

Sanksi juga jatuh pada Lurah dan RT tempat kejadian itu berulang. Dedi mengaku akan memotong honor mereka karena tidak bisa membina warganya dan membiarkan lampu merah menjadi tempat parkir angkot.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya