Liputan6.com, Denpasar - Karakter Pak Ogah dalam serial legendaris Si Unyil identik dengan ucapan "Cepek Dulu, dong" untuk meminta imbalan atas jasa yang diberikan. Kini sebutan Pak Ogah lekat pada mereka yang mengais rupiah dengan mengatur kendaraan di jalan raya.
Namun, sosok Pak Ogah yang ada di Denpasar, Bali, ini berbeda. Jika biasanya Pak Ogah menodongkan tangan setelah membantu pengemudi, ia justru sukarela membantu polisi mengatur kemacetan.
Lelaki itu tak menyebutkan namanya. Namun, warga Denpasar menyebutnya dengan Pak Ogah. Sepertinya ia tak keberatan disebut begitu. Saat beraksi mengatur lalu lintas, lelaki gemuk bertopi kupluk abu-abu dan berbaju sedikit kumal itu selalu membawa pengeras suara.
"Saya ini ikhlas melakukan apa pun," kata Pak Ogah singkat saat ditemui Liputan6.com, Selasa, 5 April 2016.
Pak Ogah yang tinggal di daerah Taman Pancing, Denpasar, itu mengaku tak berminat menerima imbalan atas jasanya mengurai kemacetan. Ia beralasan sudah mendapat pemasukan dari usahanya sebagai pengusaha alat musik.
Baca Juga
Jiwa sosial Pak Ogah sudah teruji saat kasus Angeline dulu. Ketika bocah mungil itu ditemukan tewas mengenakan, ia rela mengurus jasad bocah mungil itu hingga dipulangkan ke kampung halamannya di Banyuwangi, Jawa Timur, hingga dikuburkan. Semua dilakukan dengan biaya sendiri.
Saban Minggu, Pak Ogah juga aktif di Forum Rakyat Bali Bebas Bicara Apa Saja yang digelar Pemprov Bali. Ia selalu memborong makanan untuk diberikan kepada anak-anak yang melintas.
Tiap kali hadir di sana, Pak Ogah juga selalu menyampaikan hal yang diketahuinya selama seminggu beraktivitas kepada Gubernur Bali I Made Mangku Pastika melalui forum tersebut. Seperti Minggu kemarin, Pak Ogah menyampaikan unek-uneknya soal reklamasi Teluk Benoa.
Bagi Pak Ogah, meski bukan asli putra Bali, ia tegas menolak reklamasi. "Saya nyatakan dengan tegas menolak reklamasi Teluk Benoa karena itu tidak baik untuk anak cucu kita ke depan," ucap dia.
Ia meminta kepada Pemprov Bali untuk lebih memikirkan soal infrastruktur yang dianggapnya menjadi penopang utama sarana pariwisata Bali. Bagi dia, infrastruktur jalan merupakan penunjang utama pariwisata Bali.
"Saya ini orang Jawa yang merantau ke Bali. Tapi saya sudah terlanjur cinta dengan Bali. Sebagai destinasi wisata, infrastruktur jalan di Bali masih jelek. Tolong ini diperbaiki untuk kita semua," kata Pak Ogah.
Advertisement