Usai Disandera Abu Sayyaf, Wawan Ziarah ke Makam Syekh Yusuf

Syekh Yusuf merupakan Waliyullah dan merupakah penyiar agama Islam di Sulsel. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai juru selamat.

oleh Eka Hakim diperbarui 04 Mei 2016, 05:36 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2016, 05:36 WIB
Sandera Abu Sayyaf
Syekh Yusuf merupakan Waliyullah dan merupakah penyiar agama Islam di Sulsel. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai juru selamat.

Liputan6.com, Makassar - Setelah sampai di Makassar, Wawan Saputra (24) Anak Buah Kapal (ABK) Brahma 12 yang sempat disandera kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina, berencana akan mengunjungi makam seorang penyiar agama Islam di Makassar, Syekh Yusuf, yang terletak di Sombaopu, Gowa, Sulsel.

"Besoknya rencana langsung berziarah ke makam Syekh Yusuf, setelah itu lanjut ke rumah bibinya di Luwu Timur," kata Wahdaniah, kakak ipar Wawan Saputra, saat ditemui di Perum Perumnas Sulsel 1 Blok 1 No. 51 Manggala, Makassar, Selasa (3/5/2016).

Istri dari Rahmat, kakak kandung Wawan ini, mengatakan ziarah itu telah diniatkan sebelumnya oleh keluarga besarnya sebagai rasa terima kasih kepada Tuhan atas dibebaskannya Wawan dengan selamat.


"Syech Yusuf merupakan waliyullah dan merupakan penyiar agama Islam di Sulsel. Masyarakat sini menyebutnya dengan nama Tuanta Salamaka, artinya sebagai juru selamat. Kita ziarah tujuannya berterima kasih kepada Tuhan atas bebasnya Wawan," terang Wahdaniah.

Diketahui, peristiwa penyanderaan kapal Brahma 12 terjadi pada tanggal 26 Maret 2016. Kapal asal Indonesia tersebut dibajak oleh kelompok militan Abu Sayyaf saat berlayar dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan, menuju ke Batangas, Filipina Selatan.

Kapal itu ditumpangi oleh 10 orang anak buah kapal (ABK) yang semuanya berkewarganegaraan Indonesia. Tiga di antaranya merupakan warga Sulsel, yakni Rinaldi (25), Wawan Saputra asal Kabupaten Luwu Timur (Lutim) dan Surianto (31) asal Gilireng Kabupaten Wajo.

Setelah lima minggu penyanderaan itu berlangsung, para sandera kemudian berhasil dibebaskan dengan upaya yang telah dilakukan pemerintah Indonesia melalui jalur komunikasi dengan pemerintah Filipina.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya