Liputan6.com, Yogyakarta - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Daerah Istimewa Yogyakarta sedang meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Salah satunya menjalin kerja sama antar-BUMD.
Kepala DPPKAD DIY Bambang Wisnu Handoyo mengungkapkan, dua BUMD yang sedang menjalin kerja sama, yakni Perusahaan Daerah (PD) Taru Martani dengan PT Anindya Mitra Internasional (PT AMI).
Taru Martani adalah perusahaan daerah yang mempunyai pabrik pembuatan cerutu di Yogyakarta. Sementara PT AMI memiliki usaha tambang percetakan hingga transportasi. Dua BUMD yang berbeda ini akan melebur untuk membuat hotel di timur lokasi Taru Martani.
"Kita akan percepat Hotel Taru Martani dan Anindya yang macet itu. Ada kesalahan dari investor sudah berapa tahun tidak meneruskan lalu kita penalti," ucap Bambang di kantornya, Yogyakarta, Rabu, 8 Juni 2016.
Bambang mengatakan usaha baru ini diharapkan dapat menaikkan keuntungan dua perusahaan itu. Nantinya tidak hanya hotel, juga akan ada cerutu corner dan museum cerutu dalam satu kawasan di hotel tersebut. Program ini harapannya dapat dimulai tahun ini.
Advertisement
Baca Juga
"Kawasan Taru Martani itu nantinya ada sebagian cerutu corner. Ya mulai 2017. Investasinya Rp 17 miliar. Jadi hotel, museum cerutu, dan cerutu corner. Jadi satu kawasan," ujar dia.
Jika perusahan seperti Taru Martani hanya mengandalkan satu usaha, kata Bambang, tentu akan sulit mengembangkan usaha. Karena itu perlu ada cabang lainnya yang bisa menjadi sumber pendapatan asli daerah.
Salah satunya kerja sama antara BUMD di bidang perhotelan. Bambang mencatat setidaknya ada tiga perusahaan yang terhitung laba dengan besaran bervariasi.
"Jadi selama dua tahun berturut-turut, yaitu BPD Rp 40 miliar hingga Rp 50 miliar per tahun. PT Anindya meraup untung Rp 400 juta sejak dipegang Bu Dyah. Dan perusahaan tembakau Taru Martani (untung) Rp 25 juta hingga RP 100 juta," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Anindya Mitra Internasional Dyah Puspitasari menjelaskan, program tersebut masih dalam pembicaraan. Nantinya, program ini akan membuat hotel pada 2017.
Menurut Dyah, ia terbuka dengan kerja sama yang melibatkan dua BUMD Daerah Istimewa Yogyakarta. "Masih dalam pembicaraan. Konsolidasi modelnya seperti apa. Kalau sesama BUMD bisa kerja sama, kenapa enggak?"
Dyah menambahkan, hotel tersebut nantinya akan terpadu dengan layanan lainnya. Namun, ia tidak menyebutkan layanan apa saja yang akan ditambahkan sebab masih dalam pembahasan. Yang jelas, dalam pengelolaannya melibatkan pihak ketiga.
"Terpadu ada beberapa layanan dipadu di sana. Ada beberapa ide. Target hotel 2017 sudah bisa karena kita punya izin. Kawasan (terpadu secara detail) belum bisa disampaikan," ujar dia.