Apa Hasil Pemeriksaan Laboratorium Arya Si Bocah Obesitas?

Selama dirawat, Arya Permana si bocah obesitas tidak protes ataupun mengeluh dengan menu makanan yang ketat dari tim dokter.

oleh Arya Prakasa diperbarui 14 Jul 2016, 20:22 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2016, 20:22 WIB
Novina, salah satu dokter yang menangani bocah obesitas Arya Permana
Novina, salah satu dokter yang menangani bocah obesitas Arya Permana. (Aditya Prakasa/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bandung - Dua hari menjalani perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung, Jawa Barat, Arya Permana bocah 10 tahun yang mengalami obesitas sudah mengalami penurunan berat badan. Dari 189 kilogram, kini berat badan Arya menjadi 186,8 kilogram.

Selama dirawat, bocah asal Kabupaten Karawang itu tidak protes ataupun mengeluh dengan menu makanan yang ketat dari tim dokter yang menanganinya. Salah satu dokter yang menangani Arya, yaitu Novina menuturkan, penurunan berat badan juga dikarenakan bocah itu rutin beraktivitas dan olahraga selama perawatan.

"Anaknya tenang, mau makan, dan makannya pun sesuai porsi yang diberikan, anaknya tidak protes," kata Novina di RSHS Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/7/2016).

"Kegiatan fisik yang kami sudah rencanakan juga Arya mau melakukan dengan baik, kegiatannya aktif mulai berjalan-jalan, dan sudah mau olahraga sedikit."

Baca Juga

Novina mengungkapkan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan melalui laboratorium guna mencari penyebab obesitas Arya.

"Saat ini, pemeriksaan laboratorium sudah kami lakukan, beberapa belum mengeluarkan hasil. Jadi kami belum bisa menerangkan hasilnya. Yang sudah kami periksa dan dapatkan itu adalah Arya mengalami dislipidemia (kolesterol)," papar dia.

"Kolesterol HDL-nya (kolesterol baik) agak kurang sedikit. Jadi, nanti kami akan tata laksana sesuai indikasinya," jelas Novina.

Nutrisi Arya benar-benar dijaga selama perawatan di RSHS Bandung.

Novina berjanji, jajaran dokter di RSHS bakal terus berupaya mencari penyebab obesitas yang dialami oleh bocah Arya.

"Seperti yang diterangkan Pak Julistyo, obesitas bisa karena primer over dari makanan, sekunder apakah dari faktor genetik, apakah faktor hormonal, atau faktor lain-lain yang non-organik yang sedang kami telusuri," ucap dia.

Novina menegaskan, pihaknya tidak akan melakukan operasi atau terapi sedot lemak terhadap Arya. Ini karena kondisi Arya berbeda dengan orang dewasa.

"Kita membicarakan seorang anak, kita tidak membicarakan orang dewasa yang lebih ke estetika. Kita membicarakan seorang anak yang masih proses tumbuh kembang, sehingga betul kami tidak langsung membicarakan ke arah operasi atau terapi sedot lemak. Dan diet pun tidak bisa dikatakan diet ketat, yang kami berikan diet seimbang," tutur Novina.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya