Liputan6.com, Yogyakarta - Anak-anak bermain ponsel sudah menjadi hal lumrah saat ini. Namun, tidak demikian dengan anak-anak yang tinggal di Kuantan Regensy, Sidikan, Umbulharjo, Yogyakarta. Anak-anak di kompleks tersebut ternyata hanya diizinkan menyentuh ponsel pada Sabtu dan Minggu.
Shinta, salah seorang warga, mengaku aturan itu membuat anak-anak di komplek tersebut lebih banyak beraktivitas di luar rumah. Padahal, anak-anak mereka sebenarnya juga ingin memainkan ponsel.
"Jadi, kalau sore-sore itu, anak-anak sibuk main sepedaan, main bola. Tidak ada satu pun main hape, padahal itu usia SMP. Menurut saya, itu prestasi bagus," ujar perempuan yang akrab disapa Bunda Cinta, Kamis, 4 Agustus 2016.
Advertisement
Menurut Bunda Cinta, larangan anak-anak bermain ponsel di luar akhir pekan merupakan hasil kesepakatan antara ibu-ibu yang tinggal di perumahan itu. Meski jarang bertatap muka, para ibu di komplek itu aktif di grup Whatsapp karena anak-anak mereka saling berteman.
"Jadi, aktifitas fisik bagi anak-anak sangat menyenangkan ternyata. Main layangan, sepedaan, main bola, tidak boleh pegang hape," ujar dia.
Baca Juga
Bunda Cinta mengatakan, orangtua sangat berperan dalam perkembangan anak-anak, termasuk kebiasaan penggunaan ponsel pada anak-anak. Orangtua sengaja memberikan waktu bagi anak-anak berkegiatan di luar rumah agar energi mereka habis untuk bergerak. Setelah capai, anak-anak tidak lagi memiliki sempat untuk bermain ponsel.
"Jadi, kami WA-an diem-diem sambil mengatakan adik boleh bawa hape kalau teman lainnya bawa. Padahal, kami sudah kondisikan di belakang bahwa mereka juga tidak boleh bawa loh. (Anakku bilang) Aku enggak jadi, soalnya temanku enggak bawa," ujar Bunda Cinta.
Sementara itu, Pengurus Paguyuban Kuatan Regensy Andro Desna mengatakan larangan anak bermain ponsel itu merupakan hal kesepakatan ibu-ibu kompleks dan belum masuk agenda paguyuban. Meski begitu, ia mendukung pembatasan penggunaan ponsel pada anak-anak.
"Kami pengurus Paguyuban Kuantan mendukung karena anak seumur anak saya, umur 3 tahun, sudah freak dengan gadget. Adiknya juga ikutan kalau dituruti. Bisa sampai malam. Sekolahnya bisa terlambat," ujar Andro.