Liputan6.com, Palangkaraya - Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mewaspadai puncak musim kemarau yang diperkirakan jatuh pada September mendatang. Pada saat itu, masyarakat berpindah umumnya mulai membuka lahan pertanian dengan cara membakar karena lahan mulai mengering.
Komandan Satgas Tim Penanggulangan Kalahut Kalteng Kolonel (Arh) Purwo Sudaryanto menyatakan warga terbiasa membuka lahan dengan cara dibakar untuk persiapan menanam padi. Umumnya, musim tanam berlangsung pada Oktober hingga Maret.
Untuk menghindari bencana asap terulang di provinsi tersebut, pihaknya gencar mendatangi warga. "Kita sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat supaya jangan membakar dan kalau membakar ada sanksi hukumnya," ujar Purwo usai upacara peringatan Hari Kemerdekaan, Rabu, 17 Agustus 2016.
Baca Juga
Menurut dia, Pergub Kalteng Nomor 15 tahun 2010 yang mengizinkan warga membuka lahan dengan cara dibakar sudah dicabut. Dengan begitu, warga kini dilarang untuk membakar lahan lagi.
Purwo juga berharap kebakaran lahan yang masif seperti pada 2015 lalu tidak terulang mengingat tahun ini musim kemarau basah. "Dalam tiga hari berturut-turut, titik panas di Kalteng tidak ada. Dan kita berharap kebakaran hutan lahan jangan menyebar," tutur Purwo.