Kalimantan Perlu 'Hercules' untuk Padamkan Kebakaran Hutan

Satelit Modis dari NASA mendeteksi 158 hotspot di Kalimantan Barat pada Jumat 19 Agustus 2016 pagi.

oleh Aceng Mukaram diperbarui 20 Agu 2016, 10:18 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2016, 10:18 WIB
Ilustrasi Kebakaran Hutan
Ilustrasi Kebakaran Hutan

Liputan6.com, Pontianak - Seminggu terakhir, titik panas (hotspot) di Kalimantan Barat (Kalbar) meningkat secara signifikan. Satelit Modis dari NASA mendeteksi adanya 158 hotspot di Kalimantan Barat pada Jumat 19 Agustus 2016 pagi.

Jumlah ini meningkat dari sehari sebelumnya dengan total 106 titik api.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis, telah menetapkan siaga darurat kebakaran hutan dan lahan. Status ini berlaku sejak 1 Juni 2016 hingga 1 September 2016.

"Untuk mengatasi hotspot kebakaran hutan dan lahan yang meluas, Gubernur Kalimantan Barat telah mengajukan surat permintaan kepada BNPB agar dibantu helikopter water bombing, hujan buatan, dan helikopter patroli pada 16 Agustus 2016," kata Sutopo, dalam siaran persnya yang diterima di Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat 19 Agustus 2016.

Menurut dia, BNPB menyiapkan dua helikopter water bombing. Perizinan terbang ke Kementerian Perhubungan masih diproses. BPPT menyiapkan pesawat terbang Cassa TNI AU dan bahan semai untuk hujan buatan. Diperkirakan hujan buatan dapat dilakukan minggu depan. Keterbatasan pesawat terbang menyebabkan operasi hujan buatan seringkali terkendala.

"Untuk meng-cover wilayah Kalimantan yang luas diperlukan pesawat Hercules C-130 yang mampu menjelajah luas dan membawa bahan semai 8 ton untuk hujan buatan," kata Sutopo.

Dia menyatakan jumlah hotspot fluktuatif setiap harinya. Namun, dia menegaskan, kebakaran hutan dan lahan di Riau masih terjadi di beberapa tempat. Pantauan satelit menunjukkan sebaran asap atau gas CO2 menyebar hingga Selat Malaka.

Sutopo mengatakan asap dari kebakaran ini belum mempengaruhi kualitas udara di Malaysia dan Singapura. Indeks Standar Pencemaran Udara di Malaysia dan Singapura masih baik.

Pemantauan satelit Modis dari Lapan terdapat 339 hotspot pada Jumat 19 Agustus 2016 pagi. Sebanyak 218 hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang (30-79 persen) dan 121 hotspot untuk tingkat kepercayaan tinggi (80-100 persen).

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya