Alumni Unair Tanggung Biaya Operasi Wajah Gadis Lumajang

Operasi wajah Gadis Lumajang masuk kategori sulit.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 24 Agu 2016, 15:29 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2016, 15:29 WIB
Cacat Wajah
Gadis 16 tahun asal Desa Urang Gantung, Kecamatan Sukodono, Lumajang, Jawa Timur, mengalami kelainan cacat wajah bawaan sejak lahir. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Mohammad Nasih menyatakan, biaya perawatan Tutik Handayani selama di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya akan ditanggung oleh Ikatan Alumni Unair Surabaya. Tutik (16), gadis Lumajang, Jawa Timur mengalami kelainan cacat wajah sejak lahir.

Kini dia menjalani perawatan sejak operasi tahap pertama.

"Kawan-kawan alumni sudah siap untuk meng-cover biaya selama dibutuhkan di rumah sakit ini, untuk tiga komponen, yaitu dokter, fasilitas, dan obat-obatan Insya Allah bisa kita cover semuanya," tutur Rektor Unair di RSUA, Jawa Timur, Selasa 23 Agustus 2016.

Nasih mengatakan jajarannya sudah mulai menyiapkan dana untuk beberapa proses operasi di rumah sakit. Adapun untuk dokter dan lain-lain bebas biaya. Demikian juga untuk pengetahuan dan keahlian serta penggunaan fasilitas.

"Sedangkan terkait dengan obat-obatan, kawan-kawan alumni yang yang dikomandani oleh IKA Unair juga mengumpulkan berapa dana yang akan digunakan untuk membeli obat dan lain-lain karena obat kita tidak bisa memproduksi  sendiri," tutur dia.

Ketua Tim Rekonstruksi, dr Indri Lakshmi Putri mengatakan, hasil dari operasi ini memang tidak akan bisa membuat wajah Tutik sempurna. Tim akan berusaha mendapatkan hasil mendekati normal sehingga dia bisa berinteraksi sosial dengan masyarakat sekitarnya.

"Kita membutuhkan tiga sampai empat operasi lagi, karena kelainannya ini sudah kompleks. Tutik sudah terlalu telat sehingga menyebabkan kelainan wajahnya menjadi lebih kompleks termasuk hilangnya penglihatan dari pada si pasien itu sendiri," kata dr Indri.

Dia mengungkapkan, operasi Tutik ini cukup sulit apalagi untuk masalah fungsi penglihatannya. Kasus Tutik masuk dalam kategori yang berat karena dia kehilangan penglihatannya.

"Seharusnya rekonstruksi bisa dilakukan untuk operasi tahap pertama pada usia tiga bulan, sementara Tutik berusia 16 tahun sehingga rahangnya terlalu melebar. Otomatis celah yang tadinya dekat tentu akan melebar," ucap dr Indri.  

Dia mengatakan, Tutik bisa keluar dari rumah sakit dua hari lagi. Selanjutnya operasi berikutnya dua-tiga bulan lagi. Rencananya operasi akan dilakukan tiga-empat kali operasi lagi. Jarak rentang waktu bisa tiga sampai enam bulan.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya