Gadis Lumajang Alami Kelainan Wajah Sejak Lahir

Gadis Lumajang yang mengalami kelainan cacat wajah ini menjalani operasi di RS Universitas Airlangga, Surabaya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 23 Agu 2016, 19:11 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2016, 19:11 WIB
Cacat Wajah
Gadis 16 tahun asal Desa Urang Gantung, Kecamatan Sukodono, Lumajang, Jawa Timur, mengalami kelainan cacat wajah bawaan sejak lahir. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Seorang gadis remaja berusia 16 tahun asal Desa Urang Gantung, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami kelainan cacat wajah bawaan sejak lahir.

Gadis bernama Tutik Handayani yang pada lahir pada 5 November 1999 di Lumajang itu memiliki struktur wajah yang beda dari wajah gadis pada umumnya. Bibirnya memanjang hingga ke mata kiri, begitu pula dengan struktur gigi dan matanya, sehingga Tutik menjadi tidak bisa melihat.

Kondisi ini disebut facial cleft alias sumbing wajah dalam dunia medis. Fatmawati, ibu kandung Tutik Handayani menuturkan bahwa anak semata wayangnya ini mengalami kondisi ini sejak lahir.

"Saya waktu mengandung Tutik tidak makan atau minum obat berbahaya dan saya juga tidak mendapat firasat apa-apa ketika mau melahirkan Tutik," ucap Fatmawati saat berbincang dengan Liputan6.com di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya, Selasa (23/8/2016).

Fatmawati menuturkan, selama 16 tahun, ia berjuang sendirian membesarkan Tutik Handayani dengan berjualan makanan ringan di sekitar sekolah di desanya. Dia juga mengaku tidak pernah sesekali memeriksakan Tutik ke rumah sakit terdekat.

"Pada usia Tutik yang ketiga, saya sempat punya keinginan untuk membawanya ke rumah sakit. Namun karena masalah biaya akhirnya saya tidak jadi memeriksakan Tutik ke dokter," kata Fatmawati.

Gadis 16 tahun asal Desa Urang Gantung, Kecamatan Sukodono, Lumajang, Jawa Timur, mengalami kelainan cacat wajah bawaan sejak lahir. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Baru pada tahun ini Fatmawati memberanikan diri untuk membawa Tutik ke rumah sakit. Fatmawati menceritakan bahwa dirinya berkenalan dengan seorang perempuan bernama Rumi di Lumajang. Rumi menjelaskan, Tutik harus ikut program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) supaya mendapatkan operasi gratis.

"Dari informasi itu, saya langsung mengurus BPJS. Dan saya disuruh minta rujukan ke Rumah Sakit Airlangga Surabaya," ujar Fatmawati.

Setelah Tutik Handayani menjalani operasi tahap pertama selama 12 jam di RSUA, Fatmawati mengaku sangat bersyukur karena perjuangannya selama ini membuahkan hasil.

"Alhamdulillah, setelah dioperasi, sekarang kondisi Tutik sudah agak baikan, berbeda pada saat sebelum dioperasi," ujar ibunda gadis Lumajang tersebut.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya