Bosan Tunggu Gubernur Ganjar, Warga Dieng Bangun Jalan Sendiri

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sempat berjanji pembangunan jalan tembus di Dieng akan segera terealisasi.

oleh Aris Andrianto diperbarui 06 Sep 2016, 16:03 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2016, 16:03 WIB
20160807-11 Anak Ikuti Ruwatan Potong Rambut Gimbal di Dieng
Anak berambut gimbal menaiki kuda saat acara ritual ruwatan potong rambut gimbal di komplek candi Arjuna dataran tinggi Dieng Desa Dieng Kulon, Jateng, Minggu (3/7).Prosesi adat ini akan memotong 11 anak berambut gimbal.(Gholib)

Liputan6.com, Dieng - Warga Dieng secara swadaya membangun jalan tembus sepanjang 9 kilometer. Pembangunan jalan dimulai dari titik nol di perbatasan Banjarnegara-Batang di Dusun Bitingan, Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, melintasi Dusun Bintoro dan Dusun Sigemplong di Desa Pranten hingga ke Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang.

Pekerjaan memakan waktu 60 hari kalender dimulai pada awal Juli hingga akhir Agustus 2016. Anggaran pembangunan murni swadaya masyarakat dari dua desa, yaitu Desa Kepakisan dan Desa Pranten.

"Masyarakat Desa Kepakisan menyumbang alat-alat berat bantuan dari H Suchrodi. Sementara masyarakat Desa Pranten, utamanya warga Dusun Bintoro dan Dusun Sigemplong yang menanggung biaya BBM dan biaya operator alat berat," kata koordinator pembangunan jalan, Sukur, Senin, 5 September 2016.

Swadaya masyarakat Dusun Bintoro dan Dusun Sigemplong, kata dia, tidak hanya itu. Mereka sukarela memberikan sebagian tanahnya untuk kepentingan pembuatan jalan. Sehingga ruas jalan yang tadinya hanya bisa dilewati sepeda motor kini dapat dilewati kendaraan roda empat dengan lebar jalan 6-8 meter.

Di beberapa ruas jalan bahkan ada badan jalan yang luasnya mencapai 12 meter.

"Untuk kondisi saat ini, kendaraan roda empat baru dapat masuk sejauh 2 kilometer dari titik nol di perbatasan Dusun Bitingan–Dusun Bintoro. Hal ini dikarenakan badan jalan yang masih terbuat dari tanah dan ada ruas jalan menurun dengan kemiringan yang cukup tajam di atas Dusun Sigemplong," kata dia.

Oleh karena itu, ia meminta agar pemerintah provinsi setempat dapat melanjutkan upaya-upaya yang telah dirintis secara swadaya. Total uang swadaya masyarakat telah mencapai Rp 300 juta lebih untuk membuka ruas jalan ini. Semua ini bermula dari besarnya hasrat warga untuk segera ada jalan yang membuka akses tempat tinggal mereka.

"Mohon secepatnya dilakukan pengerasan agar jalan yang sudah dimotori oleh masyarakat dan pengorbanan yang dilakukan masyarakat ini tidak rusak sia-sia dan juga agar akses jalan ini bisa dilalui oleh kendaraan roda empat. Sehingga, aktivitas ekonomi dan lainnya bisa berlangsung," kata Sukur.

Tak Sabar Tunggu Janji Ganjar

Tokoh masyarakat Kepakisan yang juga mantan kepala desa (kades), Dasir, menambahkan upaya membuka jalan tembus secara swadaya ini bermula dari upaya-upaya yang selama ini telah ditempuh oleh pemerintah, baik Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Pemerintah Kabupaten Batang, maupun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang pernah berkunjung ke ruas jalan ini pada 2015 lalu.

Mula pertama, kata dia, upaya membuka akses jalan tembus ini telah dirintis pada 2014 dengan adanya Karya Bhakti TNI yang berhasil dengan mengeraskan jalan sepanjang 173 meter dan lebar 3 meter, pembangunan talud sepanjang 73,5 meter, serta dua jembatan sepanjang 6 meter.

Namun, pembangunan ini hanya sampai di titik perbatasan. Sementara dari perbatasan hingga di atas Desa Deles yang ada sambungan jalan belum tergarap. Harapan itu makin besar saat gubernur mengunjungi ruas jalan ini. Saat itu, gubernur menyatakan bahwa pembangunan jalan akan segera terealisasi.

"Lama menunggu, masyarakat tidak sabar. Sehingga saking kepenginnya jalan segera jadi, akhirnya masyarakat urunan sendiri untuk membuka jalan ini," kata dia.

Terbukanya jalan ini, ucap dia, benar-benar sangat bermanfaat bagi masyarakat di kedua wilayah. Sebab, jalan ini sesungguhnya sudah dimanfaatkan warga, terutama masyarakat Batang, sebagai jalur ekonomi yang lebih pintas karena jarak lebih dekat.

"Selama ini para pedagang dari Batang kulak sayur mayur di Dieng. Saat pulang para pedagang itu memilih jalan kaki melewati rute ini. Sementara, kendaraan mereka membawa dagangan harus memutar lewat Wonosobo, Temanggung, dan Kendal untuk sampai Batang. Biasanya para pedagang yang berjalan kaki 1 jam lebih dulu sampai dibanding kendaraan mereka," tutur dia.

Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno mengapresiasi upaya mandiri yang ditempuh warga. Ia tidak menduga proses pembuatan jalan tembus tersebut berjalan lancar saat dilaksanakan oleh masyarakat sendiri.

"Luar biasa. Masyarakat tidak saja rela menyumbangkan apa yang dimilikinya dari tenaga, alat berat, dana untuk BBM dan biaya operator, tetapi juga merelakan sebagian tanah mereka untuk pelebaran jalan. Serta dikerjakan dalam tempo yang cepat. Saya kira ini luar biasa," kata Hadi.

Wabup berjanji akan menyampaikan aspirasi warga yang telah melakukan semua upaya ini kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Sebab untuk jalan lintas kabupaten ini, lanjut dia, tidak lagi urusan satu kabupaten, tapi sudah menjadi urusan provinsi.

"Saya yakin Gubernur akan cepat mengapresiasi langkah luar biasa warga ini," ujar Hadi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya