Liputan6.com, Brebes Tragedi memilukan saat perayaan Idul Adha 1437 Hijriyah yang menimpa lima remaja penghuni panti asuhan Putra Muslimat Brebes, Jawa Tengah, masih ramai dibicarakan. Temuan terkait kejadian juga memicu isu mistis.
Seperti diberitakan, lima remaja tenggelam di Sungai Pemali saat mencuci daging dan jerohan hewan kurban. Sebagian warga mencatat ada keanehan dari daging dan jerohan yang dimasukkan dalam ember hitam itu. Kulitnya yang berada di atas daging dan jeroan membentuk sketsa wajah sebuah kera atau monyet.
"Itu jerohan, daging, dan kulit yang dicuci remaja panti itu kok serem ya. Bentuk kulitnya kalau diperhatikan seperti wajah monyet," ucap Arif (36) warga Brebes Jateng, Rabu 14 September 2016.
Advertisement
Kendati demikian, ia tidak ingin mengaitkan apa yang dilihatnya ‎dengan kisah misterius ataupun mitos warga terkait musibah di sungai Pemali.
"Sudahlah saya nggak mau ini diperpanjang, apalagi dikait-kaitkan dengan musibah itu. Mungkin apa yang saya lihat dan beberapa warga lainya tidak ada kaitanya sama kejadian itu," kata dia.
Baca Juga
Makhluk Halus Lembudana-Lembudini dan Buaya Putih
Berdasarkan informasi yang dihimpun Liputan6.com, rentetan kejadian memilukan di Sungai Pemali memang kerap kali menjadi bahan berita berbagai media cetak dan online. Bahkan, media televisi lokal maupun nasional.
Belum diketahui secara pasti awal mula cerita misterius dan mitos bagi masyarakat setempat. Konon, setiap tahun makhluk halus penunggu sungai Pemali meminta tumbal berupa korban nyawa.
Sungai Pemali merupakan sungai yang bermuara ke laut Jawa. Sungai ini berhulu di dataran tinggi di daerah barat Gunung Slamet tepatnya di Gunung Sembung setinggi 1.600 meter di atas permukaan laut di Desa Winduaji Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes. Selain itu juga berasal dari Pegunungan Lio serta Perbukitan Baribis-Bantarkawung.
Panjang Sungai Pemali sekitar 125,4 kilometer mengalir dari utara ke selatan. Sungai Pemali merupakan sungai terbesar di Kabupaten Brebes. Sungai Pemali berada di daerah aliran sungai (DAS) Pemali  yang melintasi dua wilayah yakni, Kabupaten Brebes dan Kabupaten Tegal.
Kejadian warga meninggal karena tenggelam di sungai  tersebut, oleh sebagian masyarakat kerap kali dikait-kaitkan dengan keberadaan mahluk kasat mata tersebut. Mahluk halus yang disebut-sebut sebagai penghuni Sungai Pemali, Lembudana-Lembudini, buaya putih, dan makhluk asral lainya sudah terlanjur menjadi mitos turun temurun.
Isyarat Gaib Korban Pemali
Sebagian warga Kauman Kecamatan Brebes dan Pebatan Kecamatan Wanasari yang tinggal di sekitar bantaran sungai Pemali menyatakan sebelum ada kejadian korban tenggelam akan ada isyarat-isyarat mistis tertentu.
"Biasanya ada pertanda ataupun isyarat mistis dari sang penunggu. Menurut beberapa warga mitos sebelum kejadian biasanya ada percikan-percikan riak air yang aneh, atau penampakan buaya putih," ucap ‎Udin (44) warga Pebatan Wanasari Brebes, Jateng, Rabu 14 September 2016.
Lembudana-Lembudini digambarkan masyarakat ‎setempat yang mempercayai mitos itu, sebagai makhluk halus penunggu berwujud ular dan berkepala kerbau. Makhluk astral ini mendiami aliran sungai Pemali yang membelah Kota Brebes.
"Katanya memang ada Lembudana-Lembudini, tapi ada juga buaya putihnya. ‎Dulu pernah warga menangkap buaya di dekat lokasi lima remaja yang tewas tenggelam di sana. Di lokasi itu memang ada cekungan dengan dalam sekitar tujuh meter. Cekungan itu bekas pembangunan jembatan dan menjadi tempat yang penuh misteri," kata dia.
Korban dari Luar Desa
Mitos lainya yang hingga kini masih dipercaya masyarakat setempat adalah penunggu sungai Pemali meminta korban jiwa sebagai tumbal setiap tahun. Tapi, korban tersebut, bisanya bukan warga pribumi atau penduduk lokal, melainkan warga dari luar desa.
"Boleh percaya atau tidak yang meninggal tenggelam itu orang luar desa. Begitu juga dengan insiden tenggelamnya lima bocah tersebut. Menjadikan mitos masyarakat semakin menguat. Sebab, kebetulan yang meninggal itu bukan warga setempat," ucap Mustofa warga Kauman Brebes Jateng.
Konon di sungai pemali ‎memiliki pusaran air di bawah yang berada di cekungan bekas galian pembuatan jembatan.
"Mitos itu terjadi memang di luar logika penalaran akal manusia. Kalau melihat kondisi sungai sebetulnya hanya selutut saja karena sedang musim kemarau. Tapi memang ada cekungan yang cukup dalam di sana," katanya.
Istana Megah di Bawah Sungai Pemali
Selain itu ada cerita sejak puluhan tahun ‎tentang sungai Pemali. Menurut informasi yang didapatkanya dari sesepuh, dahulu ada kisah seorang dukun beranak yang berasal dari Kauman. Suatu saat, dukun beranak itu ditemui oleh dua orang lelaki yang meminta tolong untuk membantu proses persalinan tuan mereka.
"Anehnya lokasi tuan dua lelaki itu berada di sungai Pemali. Namun dukun beranak itu tidak curiga sama sekali, dan mengikuti permintaanya masuk ke dalam sungai itu," kata Mustofa.
Menurut cerita, dukun beranak itu sempat kaget dan bingung saat pertama kali masuk ke dalam sungai. Pasalnya ‎apa yang dilihatnya begitu menakjubkan.
"Dukun beranak itu bingung dan takjub dengan apa yang dilihat di bawah aliran sungai Pemali. Saat itu dia (dukun beranak) melihat istana megah dan seorang wanita cantik disebut ratu yang dibantu melahirkan bayi dengan selamat," kata dia.
Setelah membantu ratu melahirkan bayinya, dukun beranak itu pun diberikan imbalan satu buah kunyit.
"Dukun itu diberi imbalan kunyit, setelah dibawa ke rumahnya tiba-tiba berubah jadi emas murni. Saat itu, juga ratu menyampaikan tidak akan mengganggu warga kauman," tutur dia.
Misteri angker Sungai Pemali, sejauh ini masih menajadi teka-teki tak terungkapkan. Namun mitos tentang Sungai Pemali, tidak lepas dari latar belakang legenda cerita rakyat Brebes.
Advertisement