Mahasiswa Kedokteran Bengkulu Tolak Program Dokter Layanan Prima

Penolakan mahasiswa kedokteran Bengkulu itu didukung oleh IDI Bengkulu.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 24 Okt 2016, 11:32 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2016, 11:32 WIB
Mahasiswa Kedokteran Bengkulu Tolak Program Dokter Layanan Prima
Penolakan mahasiswa kedokteran Bengkulu itu didukung oleh IDI Bengkulu. (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo Putro)

Liputan6.com, Bengkulu - Menyambut Hari Dokter Nasional, ratusan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Bengkulu berunjuk rasa di halaman kantor gubernur dan DPRD Provinsi Bengkulu. Para mahasiswa yang didukung Ikatan Dokter Indonesia itu menolak program Dokter Layanan Prima (DLP) yang digagas Kementerian Kesehatan RI.

Program itu mewajibkan para mahasiswa program kedokteran umum untuk menambah masa studi selama tiga tahun atau mengambil program studi Dokter Layanan Prima selama tiga tahun.

Korlap aksi Gandar Kusuma dalam orasinya menyatakan, program DLP sangat memberatkan. Program itu membuat masa perkuliahan mahasiswa kedokteran semakin panjang dari sekarang yang mencapai tujuh tahun. Masa berkuliah di fakultas kedokteran empat tahun, dilanjutkan koas selama dua tahun, dan program profesi selama satu tahun.

Jika ditambah DLP tiga tahun lagi, mahasiswa minimal membutuhkan waktu sepuluh tahun untuk mendapatkan izin praktik. "Alangkah beratnya, pemerintah jangan membuat kebijakan yang tidak masuk akal," ujar Gandar di Bengkulu, Senin (24/10/2016).

Ketua IDI Bengkulu Syafrinaldi menyatakan, pihaknya akan membantu perjuangan para mahasiswa. Ia menilai pemberlakuan DLP semakin mempersulit mahasiswa mendapatkan lisensi praktek. Padahal, Bengkulu sebagai wilayah yang dianggap tertinggal sangat membutuhkan para dokter untuk segera terjun ke pelosok.

"Ada pertemuan dengan pihak pemerintah daerah dan DPRD. Mereka sepakat untuk membuat surat kepada pemerintah pusat supaya kebijakan ini ditinjau ulang," kata Syafrinaldi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya