Liputan6.com, Purwakarta - Mulai Jumat (28/10/2016), seluruh pegawai pria di Kantor Pemkab Purwakarta wajib bersarung. Mereka bahkan mengenakan busana yang identik dengan identitas pria Muslim itu saat upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda.
Kewajiban itu sejalan dengan instruksi Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang bertujuan untuk menjaga warisan nusantara. Kebijakan itu dicetuskan saat membuka peringatan Hari Santri Nasional di Taman Pesanggrahan Padjadjaran, Sabtu, 22 Oktober lalu.
"Sarung itu identitas bangsa Indonesia. Para pemuda saat itu mengikrarkan persatuan nusantara di bawah panji ke-Indonesiaan dalam kondisi kultur daerah di Nusantara yang berbeda-beda," kata Dedi yang ditemui seusai upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda.
Selain penggunaan sarung, dia juga meminta para pegawai pria mengenakan peci setiap Jumat sebagai padanan yang digunakan pengganti iket untuk penutup kepala.
"Untuk yang nonmuslim, silakan menyesuaikan dengan pakaian keagamaannya masing-masing tapi tetap bernuansa Nusantara," kata Dedi.
Baca Juga
Advertisement
Dedi mengatakan, penggunaan sarung tersebut hanya diberlakukan kepada para pegawai yang bekerja di kantor. Bagi pegawai yang bertugas di lapangan dan mobilitas tinggi tetap mengenakan pakaian yang sesuai dengan kebutuhan.
Pemberlakuan instruksi bupati tersebut ditanggapi positif oleh para pegawai. Penggunaan kain sarung dinilai tidak akan mengganggu produktivitas kerja. Justru, mereka merasa nyaman bekerja di kantor dengan menggunakan sarung karena teringat suasana pendidikan pesantren yang dulu pernah dienyam.
"Kalau Jumat pakai sarung seperti ini tentu banyak sekali manfaatnya, karena usai kerja nanti saya bisa gunakan juga untuk salat Jumat. Selain itu, sarungan justru lebih nyaman, ditambah kantor sudah serasa pesantren," ujar Farid Farhan Aang, salah seorang pegawai di bagian Setda Purwakarta.
Kebijakan ini tidak hanya berlaku bagi para pegawai Pemkab Purwakarta, melainkan juga para pelajar setempat. Penggunaan kain sarung itu merupakan pelengkap pendidikan karakter Jumaah Nyucikeun Diri yang berlangsung sejak 2008.
Rencananya, penggunaan kain sarung itu akan berlaku bagi para pelajar SD dan SMP setiap pelajaran baca, tulis, dan kajian Alquran dan Kitab Kuning yang dimulai pada 1 Desember 2016.