Mendesak, Kantor SAR Surabaya Butuh Tambahan Pasukan

Personel tiap Pos SAR masih jauh dari angka ideal.

oleh Zainul Arifin diperbarui 29 Okt 2016, 14:00 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2016, 14:00 WIB
SAR Surabaya
Personel Kantor SAR Surabaya berlatih di Tulungagung (Liputan6.com / Zainul Arifin)

Liputan6.com,Tulungagung - Basarnas Kantor SAR Surabaya, Jawa Timur, kekurangan personel lapangan. Padahal, potensi bencana seperti banjir, tanah longsor hingga orang hilang di perairan maupun hutan sering terjadi di berbagai daerah di Jawa Timur.

Kasi Potensi SAR Kantor SAR Surabaya Gatot Ibnu Wibisono, mengatakan, jumlah personil yang terbatas ini membuat berbagai operasi penyelamatan kebencanaan kurang maksimal.

"Personil kita di tiap pos SAR masih belum ideal. Kami sebenarnya sudah mengajukan tambahan personil ke Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara, tapi belum disetujui," kata Gatot di sela Diklat Water Rescue di Bendungan Wonorejo, Tulungagung, Jawa Timur, Kamis, 27 Oktober 2016.

Kantor SAR Surabaya membawahi tiga pos SAR yakni Pos SAR Trenggalek, Pos SAR Jember, dan Pos SAR Banyuwangi. Di tiap Pos SAR itu hanya ada 24 personel, padahal idealnya tiap pos ada 50-70 personel. Dengan jumlah yang terbatas membuat kinerja cenderung tak optimal.

Gatot menambahkan, sebagai solusi atas kekurangan personel itu, Kantor SAR harus menggandeng berbagai kelompok potensi SAR. Berbagai diklat relawan SAR harus rutin digelar agar relawan memiliki kecakapan dalam teknik evakuasi kebencanaan.

"Diklat relawan di tiap daerah harus menyesuaikan dengan potensi kebencanaannya. Seperti di Tulungagung difokuskan pada water rescue, mengingat di wilayah ini rawan musibah pengairan seperti banjir," Gatot memaparkan.

Diklat SAR Community di Bendungan Wonorejo Tulungagung digelar selama 24-27 Oktober. Ada 71 peserta dari berbagai potensi SAR dari berbagai daerah seperti Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Ngawi dan Magetan.

Peserta dibekali teknik penyelamatan korban di air. Mulai dari pengenalan peralatan evakuasi, pengenalan perahu karet, motor tempel, hingga pengoperasian perahu karet.

Guna melatih ketahanan fisik peserta, materi wajib yang diberikan adalah praktek Run Swim Run yakni peserta berlari menuju bendungan di lanjutkan berenang ke tengah bendungan sejauh kurang lebih 300 meter, kemudian kembali menepi dan berlari lagi.

"Harapan kami relawan ini memiliki kemampuan, sehingga bisa bersinergi dengan Basarnas saat proses penyelamatan di musibah perairan," kata Gatot.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya