Liputan6.com, Cirebon - Ratusan guru di Pondok Pesantren Al Zaytun melaporkan pemimpinnya Panji Gumilang ke Kepolisian Daerah Jawa Barat. Laporan yang dilayangkan tersebut atas tuduhan Panji Gumilang yang telah menghina dan memfitnah para guru di lembaga tersebut.
Salah seorang perwakilan Guru Ponpes Al Zaytun Mustaqim mengungkapkan, penghinaan yang dilakukan Panji Gumilang sebanyak dua kali dan dianggap sangat menyakitkan hati para guru.
Penghinaan pertama pertama, sebut Mustaqim, terjadi pada Jumat, 18 November 2016, saat Dzikir Jumat. Forum Syaykh Al-Zaytun menyampaikan pesan-pesan setelah salat Jumat di Masjid Al-Hayat Al-Zaytun.
Advertisement
Dalam kesempatan tersebut Syaykh Al-Zaytun, A.S. Panji Gumilang, menyampaikan pernyataan yang membuat hati para guru terluka.
"Panji Gumilang menyampaikan pernyataan antara lain banyak guru nyeruwat, otaknya diisi asu edan, dan sebagainya," ungkap Mustaqim sambil menunjukkan laporan kronologi penistaan dan penghinaan kepada Liputan6.com, Selasa (17/1/2017).
Dia meyakini, pernyataan tersebut dianggap tidak main-main karena selain diungkapkan di depan forum dan ribuan santri, juga sempat diunggah ke Youtube secara resmi oleh lembaga.
"Tapi terakhir videonya sudah dihapus dan hanya ada salinan yang diunggah oleh Channel Video Saya di Youtube," sambung Mustaqim.
Dugaan penghinaan kedua dilakukan Panji pada Jumat, 16 Desember 2016. Penghinaan itu bernada tuduhan bahwa penanggung jawab asrama terbukti telah melakukan pungli dan korupsi.
Baca Juga
"Pernyataan tendensius dan bernada tuduhan yang dialamatkan kepada mubabbir tanpa melalui proses verifikasi dan validasi. Terlebih dahulu telah mengarahkan kepada opini bahwa guru sudah menyandang predikat bersalah, yakni melakukan pungli dan korupsi," kata dia.
Para guru yang tersinggung langsung meminta klarifikasi kepada pemimpin Pondok Pesantren Al-Zaytun. Namun, kata Mustaqim, permintaan klarifikasi itu belum juga dipenuhi Panji hingga saat ini.
Bahkan, lanjut Mustaqim, Syaykh Panji Gumilang dianggap tidak berkenan menerima perwakilan guru. Perwakilan dari pengurus Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) atau petugas kantor 2005 juga tidak satu pun ditemui.
Bahkan, permintaan kepada Kepala Kepolisian Resor Indramayu untuk mediasi pun tidak membuahkan hasil. Dianggap tidak menemukan titik terang, para guru mensomasi Panji Gumilang sebanyak dua kali.
"Maksud dan keinginan kami tidak lain dan tidak bukan hanya untuk bersilaturahmi, tapi justru penistaan yang kami dapat," kata dia.
Upaya Liputan6.com mengkonfirmasi kepada pihak yayasan maupun Ponpes Al Zaytun belum berhasil. Nomor telepon salah seorang perwakilan YPI dalam kondisi tidak aktif ketika dihubungi.