47 Gajah Liar Dekati Pemukiman, Warga Mukomuko Resah

Kelompok pegiat satwa dan warga berusaha mengusir gajah liar dengan petasan dan bebunyian lain.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 17 Feb 2017, 19:20 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2017, 19:20 WIB
Kawanan Gajah Liar Ancam Pemukiman Warga Mukomuko
Kawanan Gajah Liar mendekati pemukiman warga dan mulai merusak kebun kelapa sawit di Mukomuko Bengkulu (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Bengkulu - Kawanan gajah liar Sumatra memasuki kawasan dekat pemukiman warga Desa di sekitar Hutan Produksi Terbatas Air Rami Kabupaten Mukomuko Bengkulu. Kawanan gajah liar berjumlah 47 ekor itu terbagi dalam dua kelompok besar.

Satu kelompok berjumlah 17 ekor bahkan sudah merusak kebun sawit milik kelompok petani di Desa Gajah Makmur, Kecamatan Malin Deman dan memakan ujung pohon yang sudah berumur lebih dari 3 tahun.

Koordinator kelompok pelestarin lingkungan AKAR Nerworking Ali Akbar mengatakan, mereka bersama masyarakat berupaya menggiring gajah untuk kembali ke habitat mereka di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Pengusiran menggunakan petasan dan bebunyian lain seperti meriam bambu dan panci yang dipukul menggunakan kayu. 

"Sudah dua kali kawanan ini mengancam pemukiman, harus ada solusi supaya kawanan itu tidak mendekat lagi," kata Ali saat dihubungi di Mukomuko, Jumat (17/2/2017).

Dia menambahkan pihaknya juga melakukan identifikasi terkait keberadaan 30 ekor gajah lain yang tergabung dalam kelompok besar. Tetapi temuan di lapangan, sudah terjadi pembunuhan terhadap 3 ekor gajah dengan bukti fisik bangkai gajah yang sudah mati itu tergolek di dalam hutan.

Kasus konflik antara manusia dan gajah setiap tahun terjadi di wilayah tersebut, selama ini ancaman terhadap gajah liar selalu diakhiri oleh tindakan warga yang membunuhnya dengan cara diracun atau ditembak. Kawanan yang mendekat ke pemukiman itu disebabkan jalur lalu lintas yang biasa mereka lalui saat ini sudah dialihfungsikan menjadi perkebunan oleh pihak swasta.

"Mereka tersesat tidak bisa pulang ke habitat, sebab jalan yang biasa dilalui sudah beraih fungsi, ini yang menyebabkan kawanan gajah mendekat ke pemukiman," kata Ali Akbar.

Wakil Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu Muhammad Mahfud mengatakan, Hutan Produksi Terbatas (HPT) Air Rami itu memang bersebelahan langsung dengan kawasan konservasi Pusat Pelatihan Gajah (PLG) Seblat dan memang merupakan habitat gajah liar.

Biasanya mereka yang mendapat laporan langsung melakukan pengusiran bersama masyarakat peduli gajah yang dibentuk di sekitar kawansan penyanggah taman nasional.

"Laporan terakhir yang kami terima sebanyak 27 ekor gajah liar itu juga mendekat ke pemukiman dan berhasil kami giring kembali ke hutan," kata Mahfud.

Pihaknya berjanji akan melakukan identifikasi dan mencari solusi supaya kawanan gajah ini tidak kembali lagi ke sekitar pemukiman. Tentu saja dengan melibatkan masyarakat yang merasa terancam dan patroli rutin di perbatasan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya