Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengingatkan ke depan, siswa-siswa di Surabaya tidak lagi hanya bersaing dengan sesama anak bangsa, tetapi juga bersaing dengan seluruh pelajar di dunia.
Maka itu, guru bertanggung jawab mempersiapkan karakter siswa yang lebih siap bertarung. Caranya dengan melatih anak untuk berani bertempur dengan kekuatan mereka sendiri, bukan menggantungkan orang lain.
"Ukuran patokan kita adalah anak-anak, agar bisa bersaing dengan masyarakat dunia," kata Risma, sapaan akrabnya, dalam rapat kerja kepala SD/MI, SMP/MTs, dan PKBM se-Surabaya, di Gedung Sawunggaling Lantai 6 Pemkot Surabaya, Sabtu, 25 Maret 2017.
Nilai itu pula yang harus dipertahankan saat menghadapi Ujian Nasional. Untuk memperoleh nilai baik, siswa harus berjuang dengan menjunjung kejujuran.
Risma mengatakan setiap anak mempunyai kelebihan dan kelemahan. Maka itu, wali kota terbaik ketiga di dunia 2014 versi The World Mayor Prize (WMP) meminta para guru terus menggali bakat dan potensi siswa agar bertambah kemampuannya.
Baca Juga
Advertisement
"Buat anak-anak memiliki mental juara dengan demikian mereka dapat bersaing dengan pelajar lain di dunia," ucap Risma.
Mantan Kepala Bappeko Kota Surabaya tersebut juga mengimbau kepada guru agar tidak menakut-nakuti para siswa menghadapi ujian baik US, USBN mapun UN. Ia berharap para guru dapat membesarkan hati para siswa menghadapi ujian.
Risma juga tak lupa mengucapkan terima kasih atas peran dan jasa para guru yang telah bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan di Surabaya sehingga pada 2016 lalu, Surabaya berhasil meraih pengelolaan pendidikan terbaik se-Indonesia.
Sementara itu, Kadipendik Surabaya Ikhsan berpesan agar para guru dan kepala sekolah mempersiapkan para siswa menghadapi ujian baik ujian sekolah untuk SD dan USBN untuk jenjang SMP. Menurut dia, dengan ujian sekolah berbasis komputer, sekolah sudah tidak repot-repot lagi mencetak soal.
"Jadi, guru-guru lebih fokus untuk mendampingi siswa," kata Ikhsan.
Keuntungan lain dari USBK ini, kata Ikhsan, siswa jauh lebih terbiasa menggunakan komputer. Selama ini pihaknya hanya mendorong saat simulasi dan try out online, tapi suasananya bukan untuk ujian sesungguhnya.
"USBK ini 11 mapel yang dikerjakan siswa. Diharapkan ketika UNBK nanti anak-anak, pengawas, guru, proktor sudah siap semua," ujar Ikhsan.