Deretan Tumbal Penambangan Emas Liar Makin Panjang

Sepanjang 2017, sudah tiga orang dilaporkan meninggal dunia akibat aktivitas penambangan emas liar di Jambi.

oleh Bangun Santoso diperbarui 09 Apr 2017, 15:03 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2017, 15:03 WIB
Penambangan Emas Liar Jambi
Petugas Dinas ESDM Sarolangun meninjau lokasi bekas penambangan emas liar. (Bangun Santoso/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jambi - Tikus mati di lumbung padi, istilah itu tepat untuk menggambarkan kondisi para korban tambang emas liar di Provinsi Jambi. Baru sepekan berlalu, seorang penambang emas liar di Kabupaten Sarolangun, Jambi kembali dikabarkan meninggal dunia tertimbun longsoran tanah di lokasi penambangan.

Yansah (30), salah seorang warga Kabupaten Sarolangun mengatakan, kejadian kali ini berada di Desa Kasiro, Kecamatan Batang Asai, Sarolangun. Korban diketahui bernama Azrain (45). Kematiannya diketahui pada Sabtu pagi, 8 April 2017, sekitar pukul 09.00 WIB.

"Padahal, baru sekitar enam hari lalu ada korban meninggal dunia juga di lokasi penambangan emas," ujar Yansah di Sarolangun, Minggu (9/4/2017).

Kepala Desa Kasiro Gumri membenarkan kejadian yang menimpa penambang emas di desanya. Ia menceritakan, sebelum kejadian, korban bersama beberapa penambang lainnya tengah berada di dalam sebuah lubang tambang untuk menggali bongkahan batu pasir.

Tiba-tiba, tanah longsor dan menimbun para penambang. "Ada korban lainnya, cuma yang meninggal satu orang," kata Gumri.

Kapolsek Batang Asai Iptu Ardiyansah mengatakan usai mendengar informasi atas kejadian tersebut, sejumlah aparat langsung turun ke lokasi dan rumah duka.

"Korban sudah dikebumikan di pemakaman desa setempat usai kejadian," ujar Ardiyansah.

Beberapa hari sebelumnya, tepatnya pada 1 April 2017 lalu, seorang penambang emas asal Kabupaten Pati, Jawa Tengah juga dilaporkan meninggal dunia di lokasi penambangan emas liar yang berada di Desa Rantau Gedang, Kecamatan Bathin VIII, Kabupaten Sarolangun.

Sebelum meninggal, korban yang bernama Warsun (40) baru saja memulai aktivitas menambangnya di salah satu lubang penambangan. Ia tiba-tiba terpeleset dan jatuh ke dalam lubang yang berisi air dalam. Diduga tidak bisa berenang, ia akhirnya meninggal.

Pada 15 Februari lalu, korban lain bernama Samoel (45) juga meninggal dunia di lokasi penambangan emas liar. Warga Desa Tanjung Benuang, Kecamatan Pamenang Selatan, Kabupaten Merangin, Jambi ini tewas saat mencari emas dengan cara menyelam di sungai.

Siang hari sekitar pukul 13.00 WIB, ia ditemukan tewas di dasar sungai karena terjepit bongkahan batu.

Kabupaten Sarolangun dikenal sebagai salah satu "lumbung" emas di Provinsi Jambi. Selain Sarolangun, lokasi penambangan emas liar juga marak di Kabupaten Merangin, Bungo dan Tebo.

Tiga korban meninggal dunia itu makin menambah deretan tumbal penambangan emas liar di Provinsi Jambi. Kejadian paling heboh adalah meninggalnya 11 penambang liar di Merangin pada akhir 2016 lalu. Pemprov Jambi mencatat, sepanjang 2016 sudah ada 22 korban meninggal dunia akibat penambangan emas liar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya