Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Selasa (15/4/2025). IHSG akan berada di posisi 6.510-6.678.
IHSG naik 1,7 persen ke posisi 6.368 dan masih didominasi dengan munculnya volume pembelian, tetapi penguatannya masih tertahan moving average (MA) 20 harian pada Senin, 14 April 2025.
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pada skenario merah, IHSG diperkirakan sedang berada pada awal wabe B sehingga IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatan dengan target terdekat berada di 6.510-6.678.
Advertisement
“Namun, pada skenario hitam (worst case) diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave (iii) dari wave (v) sehingga masih terdapat potensi koreksi di mana IHSG akan mengarah ke 5.633-5.770,” ujar dia dalam catatannya.
Herditya menuturkan, IHSG akan berada di level support 6.148,5.825 dan level resistance di 9.405,6.510 pada Selasa pekan ini.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan resistance di 6.160-6.530 pada Selasa pekan ini.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB).
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT ERAJAYA Swasembada Tbk (ERAA), dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) - Buy on Weakness
Saham DAAZ menguat 8,93% ke 3.170 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi DAAZ saat ini sedang berada pada bagian dari wave [v] dari wave 3, sehingga saham DAAZ rawan untuk berbalik terkoreksi," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 2.310-2.900
Target Price: 3.330, 3.970
Stoploss: below 2.240
2.PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) - Buy on Weakness
Saham ITMG menguat 5,98% ke 24.800 disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian, penguatannya pun mampu berada di atas MA60. "Kami perkirakan, posisi ITMG saat ini berada pada bagian dari wave [iii] dari wave C," tutur Herditya.
Buy on Weakness: 24.000-24.600
Target Price: 25.000, 25.875
Stoploss: below 23.600
3.PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) - Buy on Weakness
Saham JPFA menguat 5,40% ke 2.050 disertai dengan munculnya volume pembelian, pergerakannya pun mampu break dari MA20. Herditya menuturkan, pihaknya perkirakan, posisi JPFA sedang berada pada bagian dari wave (c) dari wave [y].
Buy on Weakness:1.975-2.000
Target Price: 2.110, 2.150
Stoploss: below 1.955
4.PT J Resources Asia Pacifik Tbk (PSAB) - Buy on Weakness
Saham PSAB menguat 2,04% ke 300 tetapi disertai dengan munculnya tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi PSAB saat ini sedang berada pada bagian dari wave 4 dari wave (C), sehingga PSAB rawan terkoreksi dahulu," kata dia.
Buy on Weakness: 266-298
Target Price: 326, 344
Stoploss: below 252
Advertisement
Penutupan IHSG pada 14 April 2025
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) melonjak seiring dengan penguatan bursa saham kawasan Asia pada Senin, 14 April 2025.
Mengutip Antara, IHSG ditutup naik 106,29 poin atau 1,70 persen ke posisi 6.368,51. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 17,33 poin atau 2,45 persen ke posisi 724,03.
“Mengawali pekan ini, IHSG menguat yang ditopang sentimen eksternal dan internal," kata Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus alias Nico di Jakarta, Senin.
Dari sentimen global, bursa regional Asia bergerak menguat menyusul adanya jeda tarif impor elektronik China oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Trump memberikan pengecualian dari tarif tinggi pada produk elektronik yang sebagian besar diimpor dari China, tetapi pasar memiliki pandangan upaya ini berpotensi memunculkan pungutan baru yang akan diumumkan pada waktunya, sehingga ketidakpastian tetap tinggi.
Di sisi lain, pelaku pasar juga bereaksi positif terhadap data baru surplus perdagangan China yang melonjak menjadi USD 102,64 miliar miliar pada Maret 2025, atau naik dari USD 58,65 miliar pada periode sama tahun sebelumnya, juga melampaui ekspektasi pasar sebesar USD 77 miliar.
Peningkatan tajam itu sebagian besar didorong oleh lonjakan ekspor sebesar 12,4 persen, sementara impor turun 4,3 persen.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Maret 2025 sebesar USD 157,1 miliar, atau meningkat dibandingkan posisi Februari 2025 yang sebesar USD 154,5 miliar.
Posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2025 setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
BI menyebutkan, kenaikan ini mendukung ketahanan sektor eksternal dan dapat menjaga stabilitas ekonomi makro.
