Sambut Pagi dengan Rafflessia Berkelopak 6 nan Langka

Dua Rafflessia langka dengan jenis berbeda mekar bersamaan di Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 23 Apr 2017, 06:03 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2017, 06:03 WIB
Sambut Pagi dengan Rafflessia Berkelopak 6 nan Langka
Puspa langka Rafflesia Arnoldii dan Rafflesia Gaduntesis mekar sempurna di hutan lindung Bengkulu Tengah dan Bengkulu Utara (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Bengkulu - Puspa langka Rafflesia gaduntesis mekar sempurna di kawasan hutan Tebing Kaning, Kecamatan Kota Arga Makmur, Kabupaten Bengkulu Utara, pada Sabtu, 22 April 2017. Satu bunga Rafflesia arnoldii juga mekar sempurna di kawasan hutan lindung Bukit Daun Register 5, Kabupaten Bengkulu Tengah.

Ardian Winata, salah seorang penggiat pelestarian puspa langka di Bengkulu mengatakan, fenomena unik terjadi pada dua Rafflesia itu karena mereka sama-sama berkelopak enam. Satu kelopak lain muncul lebih kecil dari lima kelopak utama yang memang merupakan kelopak normalnya.

"Unik dan sangat jarang terjadi," ungkap Ardian di Bengkulu.

Provinsi Bengkulu dikenal sebagai habitat puspa langka Rafflesia dan bunga kibut atau Amorphopalus titanum. Kawasan hutan lindung yang bisa dijangkau oleh kendaraan bermotor sangat memungkinkan para pelancong bisa berada sangat dekat dan mengabadikan keberadaan puspa langka itu.

Untuk menuju hutan lindung Bukit Daun yang berada 52 kilometer dari pusat Kota Bengkulu, kita hanya memerlukan waktu tempuh selama 1 jam saja. Lokasi mekarnya Rafflessia juga sudah dilokalisasi para pencinta dan pelestari puspa langka.

Pemuda setempat juga menjamin pengamanan kendaraan yang diparkir di pinggir jalan. Pasalnya, pengunjung harus berjalan kaki sejauh 100 meter ke titik mekarnya Rafflessia.

Holidin, Ketua Kelompok Pelestari Puspa Langka Kabupaten Kepahiang mengatakan, mereka selalu memantau setiap bakal bunga atau bonggol yang ada di dalam hutan lindung. Jika sudah mendekati masa mekar, mereka akan memasang pengaman berupa pagar kayu.

Tujuannya agar terlindung dari serangan hewan seperti babi hutan atau hewan lain, juga mengantisipasi ulah iseng orang yang ingin merusak Rafflessia.

"Kami berupaya maksimal memelihara habitat dan populasi Rafflessia dan Bunga Kibut ini. Jika ada pengunjung yang datang untuk menikmati keindahannya dan jasa kami menjaga keamanan kendaraan yang parkir, wajar saja kami menerima imbalan, tetapi kami tidak memaksa, sukarela saja," kata Holidin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya