Sambut Pagi dengan Memacu Kuda Sambil Lestarikan Budaya

Tradisi pacuan kuda diselenggarakan warga Rote Ndao, NTT, untuk mengucap syukur atas panen yang didapatkan.

oleh Ola Keda diperbarui 18 Jun 2017, 06:03 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2017, 06:03 WIB
Sambut Pagi dengan Memacu Kuda Sambil Lestarikan Budaya
Tradisi pacuan kuda diselenggarakan warga Rote Ndao, NTT, untuk mengucap syukur atas panen yang didapatkan. (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang - Olahraga pacuan kuda merupakan tradisi yang ditularkan bangsa Belanda kepada warga Rote Ndao. Saat masa pendudukan itu, pacuan kuda biasa digelar pada hari-hari pasar. Pacuan kuda juga biasa dilakukan saat ulang tahun Ratu Belanda.

Tak disangka, atraksi itu kini menjadi tradisi yang terus dilestarikan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT). Salah satunya oleh warga Desa Tesabela, Kecamatan Pantai Baru, Kabupaten Rote Ndao, yang kembali menggelorakan lomba pacuan kuda di wilayah tersebut. Rencananya acara itu akan diselenggarakan selama tiga hari pada 20-23 juni 2017.

Kepala Desa Tesabela, Gustaf Folla mengatakan kegiatan tersebut merupakan kerja sama seluruh masyarakat Tesabela. "Saya sebagai pimpinan wilayah hanya mengkoordinir dan memfasilitasi keinginan masyarakat untuk melestarikan budaya leluhur yang hampir punah," ungkap Gustaf kepada Liputan6.com, Jumat, 16 Juni 2017.

Gustaf menjelaskan, pacuan kuda itu juga merupakan wujud syukur atas hasil panen masyarakat Desa Tesabela dan Lalolik Desa Tunganamo. Kegiatan tersebut, kata Gustaf, juga untuk menyongsong HUT Kecamatan Pantai Baru ke-50 pada 1 Juli mendatang.

"Kami juga ingin memperkenalkan lapangan pacuan baru yg ada di Desa Tesabela," ujar Gustaf.

Ketua pelaksana kegiatan, Osias Foeh mengatakan pihaknya sangat antusias menyelenggarakan kegiatan tersebut karena merupakan pelestarian budaya. "Dana yang kami gunakan dalam kegiatan ini merupakan swadaya masyarakat dan sumbangan pecinta kuda di Kabupaten Rote Ndao," kata Gustaf.

Koordinator lapangan dan pacuan, Martinus Poek menjelaskan, kegiatan pacuan kuda Tesabela Cup I dibuka untuk lima kelas, kelas Sumba dibagi menjadi dua kelas yakni tinggi kuda maksimal 141 cm dan kelas lokal. Kelas lokal dibagi menjadi dua bagian, yaitu senior-junior. Sementara, kelas pemula kategori 2 tahun ke bawah dan baru pernah mengikuti pacuan kuda.

"Bagi yang berminat segera mendaftar ke panitia pelaksana," kata Marthinus.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya