Liputan6.com, Kupang - Olahraga pacuan kuda merupakan tradisi yang ditularkan bangsa Belanda kepada warga Rote Ndao. Saat masa pendudukan itu, pacuan kuda biasa digelar pada hari-hari pasar. Pacuan kuda juga biasa dilakukan saat ulang tahun Ratu Belanda.
Tak disangka, atraksi itu kini menjadi tradisi yang terus dilestarikan masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT). Salah satunya oleh warga Desa Tesabela, Kecamatan Pantai Baru, Kabupaten Rote Ndao, yang kembali menggelorakan lomba pacuan kuda di wilayah tersebut. Rencananya acara itu akan diselenggarakan selama tiga hari pada 20-23 juni 2017.
Kepala Desa Tesabela, Gustaf Folla mengatakan kegiatan tersebut merupakan kerja sama seluruh masyarakat Tesabela. "Saya sebagai pimpinan wilayah hanya mengkoordinir dan memfasilitasi keinginan masyarakat untuk melestarikan budaya leluhur yang hampir punah," ungkap Gustaf kepada Liputan6.com, Jumat, 16 Juni 2017.
Gustaf menjelaskan, pacuan kuda itu juga merupakan wujud syukur atas hasil panen masyarakat Desa Tesabela dan Lalolik Desa Tunganamo. Kegiatan tersebut, kata Gustaf, juga untuk menyongsong HUT Kecamatan Pantai Baru ke-50 pada 1 Juli mendatang.
"Kami juga ingin memperkenalkan lapangan pacuan baru yg ada di Desa Tesabela," ujar Gustaf.
Ketua pelaksana kegiatan, Osias Foeh mengatakan pihaknya sangat antusias menyelenggarakan kegiatan tersebut karena merupakan pelestarian budaya. "Dana yang kami gunakan dalam kegiatan ini merupakan swadaya masyarakat dan sumbangan pecinta kuda di Kabupaten Rote Ndao," kata Gustaf.
Koordinator lapangan dan pacuan, Martinus Poek menjelaskan, kegiatan pacuan kuda Tesabela Cup I dibuka untuk lima kelas, kelas Sumba dibagi menjadi dua kelas yakni tinggi kuda maksimal 141 cm dan kelas lokal. Kelas lokal dibagi menjadi dua bagian, yaitu senior-junior. Sementara, kelas pemula kategori 2 tahun ke bawah dan baru pernah mengikuti pacuan kuda.
"Bagi yang berminat segera mendaftar ke panitia pelaksana," kata Marthinus.
Sambut Pagi dengan Memacu Kuda Sambil Lestarikan Budaya
Tradisi pacuan kuda diselenggarakan warga Rote Ndao, NTT, untuk mengucap syukur atas panen yang didapatkan.
Diperbarui 18 Jun 2017, 06:03 WIBDiterbitkan 18 Jun 2017, 06:03 WIB
Tradisi pacuan kuda diselenggarakan warga Rote Ndao, NTT, untuk mengucap syukur atas panen yang didapatkan. (Liputan6.com/Ola Keda)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Jaecoo Kantongi Ratusan SPK di IIMS 2025, 70 persen J7 SHS
Apakah Tujuan dari Pencegahan Tahap Sekunder: Panduan Lengkapnya
Mau Ikut Manggung di KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2025? Buruan Daftarkan Band Kamu
UMKM Rajut Ini Go Global! Bukti BRI Buka Pintu ke Pasar Ekspor Lewat UMKM EXPO(RT)
Kepala BGN Ungkap Menu MBG Selama Ramadan: Kurma, Kacang Hijau, hingga Kolak
Apa Tujuan Produsen Melakukan Produksi: Memahami Motivasi dan Dampaknya
Tujuan Tradisi Lompat Batu: Warisan Budaya Nias yang Mendunia
Bukan Sekadar Kebiasaan, Posisi Tidur Ternyata Mencerminkan Kepribadian
Seruan Moderasi Digital, Menkomdigi Meutya Hafid Ingatkan Dampak Teknologi pada Kesehatan Mental
Indosat Gandeng Moonton dan Own Games untuk Tingkatkan Pengalaman Gaming
8 Potret Lamaran Shelvie Hana Mantan Daus Mini, Calon Suami Bukan Artis
Tol Solo-Yogyakarta Tembus Purwomartani saat Mudik Lebaran 2025